Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Bayi 14 Bulan Diberi 5 Gelas Kopi Setiap Hari karena Orangtua Tak Mampu Beli Susu

Kompas.com - 17/09/2019, 06:55 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Hadijah Haura, bayi perempuan berusia 14 bulan asal Desa Tonro Lima, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, memiliki kebiasaan menyeruput kopi lima gelas atau setara 1,5 liter setiap hari.

Bahkan dengan kebiasaannya tersebut, ia tak bisa tidur kalau tidak minum kopi dan menangis minta kopi sebelum tidur.

Ternyata, kebiasaan itu dilakukan oleh kedua orangtuanya sendiri yakni Sarifudin dan Anita.

Namun, bukan tanpa alasan kedua orangtuanya memberikan kopi tubruk kepada anak pertamanya, karena mereka tak mampu membeli susu.

Berikut fakta di balik bayi 14 bulam minum kopi 5 cangkir setiap hari:

 

Minum kopi sejak usia enam bulan

Ilustrasi kopi5second Ilustrasi kopi

Anita mengatakan, kebiasaan anaknya menyeruput kopi sejak ia berusia 6 bulan.

Meski mengonsumsi kopi, pertumbuhan fisik bayi itu seperti anak normal lainnya.

Diakui Anita, anaknya (Hadijah) tergolong super aktif. Meski usianya baru 14 bulan, Hadijah sudah mahir berjalan sendiri, hingga aktif bermain bersama teman-teman sebayanya.

Hadijah bahkan kerap membuat kedua orangtuanya tak bisa tidur lantaran bocah ini aktif bermain sendiri.

Baca juga: Orangtua Tak Mampu Beli Susu, Bayi 14 Bulan Diberi 5 Gelas Kopi Setiap Hari

 

Tak mampu beli susu

Ilustrasi susuShutterstock Ilustrasi susu

Anita mengaku terpaksa memberikan kopi kepada anaknya karena tak mampu membeli susu.

Gaji Rp 20.000 sebagai buruh kupas kopra bersama suaminya, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur kecil keluarganya.

"Ya mau diapalagi, pendapatannya tidak cukup untuk membeli susu. Terpaksa setiap hari hanya diberi dot berisi kopi. Bahkan ia tak bisa tidur kalau tidak minum kopi. Biasa merengek minta kopi sebelum tidur,” jelas Anita saat ditemui wartawan di rumahnya, Sabtu (14/9/2019).

Baca juga: Viral Asisten Rumah Tangga Campur Susu dengan Obat agar Anak Pulas, Begini Ceritanya

 

Bekerja sebagai pengupas kopra

Kedia orangtua Hadijah yang bekerja sebagai pengupas kopraKOMPAS.COM/JUNAEDI Kedia orangtua Hadijah yang bekerja sebagai pengupas kopra

Anita mengatakan, ia dan suaminya Sarifuddin hanya menggantungkan hidup dari upah bekerja sebagai pengupas kopra.

Saat musim panen, lanjutnya, suaminya kerap beralih profesi menjadi buruh angkut padi di sawah karena upahnya lebih besar.

Setelah musim panen, suaminya kembali menekuni profesi sebagai buruh kupas kopra.

Selama sehari bekerja, maksimal ia mendapatkan penghasilan bersama suaminya hingga Rp 40.000.

Itu pun jika ada kelapa yang bisa diolah jadi kopra. Saat bahan bakunya habis ia kerap beristirahat sampai ada bahan baku terkumpul untuk diolah.

Baca juga: Seorang Ibu Mengaku Curi Ponsel demi Beli Susu untuk Bayinya

 

Khawatir pertumubuhan anak

Bayi 14 Bulan Habiskan 5 Gelas Kopi atau Setara 1,5 liter PerhariKOMPAS.COM/JUNAEDI Bayi 14 Bulan Habiskan 5 Gelas Kopi atau Setara 1,5 liter Perhari

Meski khawatir dengan perkembangan kesehatan buah hatinya yang terus menerus disuguhi kopi, Anita mengaku tidak punya banyak pilihan karena alasan pendapatan rumah tangga.

Kalau ada upah setiap hari itu biasanya hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari, itu pun kadang tidak cukup.

Selama ini Anita mengaku tak pernah mendapatkan bantuan susu atau asupan gizi dari dinas kesehatan untuk anaknya.

Baca juga: Ayah Penganiaya Balita Gizi Buruk Sering Konsumsi Susu Bantuan untuk Anaknya

 

Dinkes datangi kediaman Hadijah

Ilustrasi pemeriksaan dokterShutterstock Ilustrasi pemeriksaan dokter

Kabid Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Polman mengatakan, pihaknya telah mengunjungi anak tersebut dan memberi bantuan berupa biskuit dan susu.

Dinkes juga telah memberikan pemahaman kepada orangtua anak tersebut agar tidak lagi memberi kopi.

"Karena kalau lama kelamaan nanti ada efeknya karena mengandung kafein dan mengandung banyak gula," jelasnya.

Baca juga: Layaknya Manusia, Gorila di Ragunan Juga Minum Teh atau Susu...

Sumber: KOMPAS.com (Junaedi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com