Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Nenek Iyah Dibunuh dan Mayatnya Dibakar karena Utang Rp 15 Ribu

Kompas.com - 16/09/2019, 16:10 WIB
Ari Maulana Karang,
Khairina

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Kasus pembunuhan terhadap Iyah (60), warga Kampung Cipareuhan Desa Jayabakti, Kecamatan Banjarwangi, Garut ternyata diawali dari dendam pelaku AA kepada korban yang sempat berselisih dengan ibu pelaku 2 minggu ke belakang.

Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna, Senin (16/9/2019) saat ekspose kasus pembunuhan tersebut mengungkapkan, sekitar dua minggu lalu, ibu pelaku dan korban sempat berselisih soal utang sebesar Rp 15 ribu.

Diduga, korban saat itu mengucapkan sesuatu yang membuat pelaku sakit hati.

Baca juga: Tagih Utang Rp 14.000, Nenek Iyah Dibunuh dan Mayatnya Dibakar

Hingga, pada Sabtu (14/9/2019) siang, saat pelaku hendak pergi ke hutan mencari madu.

Pelaku melihat korban berada di salah satu saung yang ada di kebun di pinggir hutan di Kampung Lebakjero Desa Jayabakti.

Melihat korban seorang diri, pelaku pun pulang ke rumah membawa golok dan kembali menghampiri pelaku yang masih berada di saung.

"Korban lagi duduk istirahat di pinggir saung langsung dibacok dari samping hingga kena bagian pipinya, kemudian dibacok lagi dua kali di bagian wajah hingga langsung tersungkur tak bergerak," jelas Budi.

Setelah mengetahui korban tak bergerak lagi dan tewas, pelaku pun langsung memutupi tubuh korban menggunakan ijuk dari atap saung.

Setelah itu, pelaku pun mencoba meninggalkan jejak dengan membakar saung tempat tubuh korban yang sudah ditutupi ijuk.

Jasad korban pertama kali ditemukan oleh anak korban setelah mengetahui ada kebakaran saung.

Awalnya, warga menduga kebakaran biasa. Hingga, aparat kepolisian dari Polsek Banjarwangi tiba ditempat kejadian dan menduga korban sengaja dibunuh.

Aparat kepolisian pun bergerak cepat dengan membawa jenazah korban ke RSUD dr Slamet Garut untuk diotopsi.

Setelah itu, polisi pun meminta keterangan sejumlah saksi yang kebanyakan  warga setempat. Kepolisian menyimpulkan AA adalah terduga pelaku.

"Motifnya dipastikan karena dendam, tidak ada motif lainnya," jelas Budi.

Baca juga: Pakai Masker, Warga Bentangkan Spanduk Riau Dibakar Bukan Terbakar di CFD

Setelah mengetahui identitas pelaku, aparat kepolisian pun melakukan pencarian, hingga pada Minggu (15/9/2019) malam, keberadaan pelaku diketahui di wilayah Kecamatan Cibiuk dan pelaku berhasil diamankan tidak lebih dari 24 jam.

Kapolres Banjarwangi Ipda Masrokan menuturkan, saat warga menemukan tubuh korban di lokasi saung yang terbakar, pelaku masih ada di kampungnya. Setelah berkembang dugaan pembunuhan, pelaku langsung meninggalkan kampungnya.

Pelaku sendiri bisa dideteksi keberadaannya setelah ada informasi dari warga, pelaku yang biasa bekerja sebagai penjahit, berada di tempatnya bekerja di Cibiuk.

"Pelaku dan korban masih bertetangga, orangtua korban dan pelaku sebelumnya memang sempat berselisih dua minggu lalu," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com