Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kepala Sekolah di Jateng Terpapar Radikalisme, Ganjar Tindak Tegas

Kompas.com - 16/09/2019, 08:49 WIB
Riska Farasonalia,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan setidaknya tujuh kepala sekolah SMA/SMK/SLB di Jawa tengah diduga terindikasi dalam jaringan radikalisme.

Hal tersebut dikemukakan Ganjar saat menghadiri acara Halaqoh Kiai Santri tentang Pencegahan Terorisme di Hotel Grand Wahid Salatiga, Sabtu (14/9/2019).

Menurutnya, ketujuh kepala sekolah itu saat ini sedang dibina untuk kembali ke jalan yang benar.

"Sekarang masih kami bina untuk kembali ke jalan yang benar. Kalau tidak mau, ya diambil tindakan tegas," katanya.

Baca juga: Polisi Lampung Diduga Terpapar Paham Radikalisme, Kini Masuk DPO

Ganjar mengatakan, sekolah memang menjadi tempat yang harus segera dibereskan mengenai idiologi.

Ia mengaku sudah mendapat laporan dari banyak tokoh agama dan masyarakat mengenai penanaman paham radikalisme di sekolah yang dilakukan sangat massif.

Beberapa laporan yang masuk, lanjut dia, isu radikalisme diberikan melalui mata pelajaran dan juga kegiatan ekstrakulikuler.

"Sekolah memang yang akan kami bereskan secepatnya. Setelah sekolah adalah pemerintahan. Dua hal ini yang menjadi fokus saya," kata Ganjar.

"Maka saya mengajak ayo semua organisasi keagamaan untuk bareng-bareng meluruskan idiologi bangsa ini," tegasnya.

Ganjar pun meminta masyarakat untuk berpartisipasi aktif memantau radikalisme.

Apabila ada hal yang mencurigakan atau penyebaran paham radikalisme, harus segera melaporkan.

"Silakan laporkan ke kami, biar kami pemerintah yang urus. Partisipasi masyarakat dibutuhkan, karena itu bagian dari kepedulian pada bangsa dan negara," tutupnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hadir pula dalam acara tersebut.

Baca juga: Ada 2 Dusun di Lamongan yang Diketahui Sudah Terpapar Paham Radikalisme

 

Tak jauh berbeda dengan Ganjar, Khofifah pun menyoroti tentang masifnya penyebaran radikalisme di lingkungan sekolah.

"Bahkan ada survei dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta yang cukup mengerikan. Tidak sedikit anak yang disurvei sepakat bahwa orang murtad boleh dibunuh," terangnya.

Tak hanya kalangan siswa, sejumlah guru dan dosen, lanjut Khofifah, juga menjadi objek survei. Dan hasilnya, banyak guru dan dosen yang memiliki paham radikal.

"Survei tersebut menunjukkan tingginya intoleransi di Indonesia. Untuk itu, saya mengajak Mas Ganjar agar Jateng dan Jatim sering bertemu dan duduk bersama menyelesaikan persoalan-persoalan intoleransi," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com