Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Satu Keluarga Korban Asap di Pekanbaru Mengungsi, Ogah Pulang karena Batuk dan Pusing

Kompas.com - 16/09/2019, 06:29 WIB
Idon Tanjung,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Nurlela (30), seorang ibu rumah tangga (IRT) di Kota Pekanbaru, Riau, mengungsi karena terpapar kabut asap.

Dia mengungsi bersama suaminya, Aris (30), dan tiga orang anaknya ke posko pengungsian di kantor DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Riau di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru.

Nurlela dan keluarganya mengungsi karena sudah beberapa hari terpapar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Apalagi, hingga saat ini asap masih pekat dan udara tidak sehat.

Baca juga: 5 Fakta Dampak Kabut Asap Karhutla, Udara Tak Sehat hingga Menyiksa Rakyat

Saat diwawancarai Kompas.com, Minggu (15/9/2019) malam di posko pengungsian, Nurlela masih belum mau pulang ke rumahnya di Jalan Kartama, Kelurahan Perhentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru.

"Gimana mau pulang, asap masih pekat, udara tidak sehat. Masih nyaman di sini (posko). Udara di sini sehat, dan tempatnya bersih. Makan ditanggung. Kebetulan satu anak saya yang paling besar juga masih libur sekolah, jadi masih bertahan di sini," kata Nurlela, yang sedang menggendong anaknya yang masih balita.

Bayi perempuan yang digendongnya itu mengalami batuk selama tiga hari, akibat kabut asap. Sesekali si bayi terlihat batuk-batuk di pangkuan ibunya.

"Anak saya yang kecil ini usianya baru tujuh bulan, namanya Afifah. Dia tiga hari batuk-batuk. Kemudian dua kakaknya juga batuk. Suami juga batuk. Tapi, alhamdulillah setelah dibawa ke posko ini sudah mulai membaik. Kan dapat perawatan juga kita di sini," tutur Nurlela.

Dia sendiri juga mengaku mengalami batuk dan kepala pusing. Untuk itu, satu keluarga ini masih bertahan di posko pengungsian.

Nurlela masuk ke posko pengungsian sehari setelah dibuka, Rabu (11/9/2019) lalu. Dia dijemput oleh tim relawan PKS Riau.

"Kami masuk hari Kamis (12/9/2019). Dijemput dan diantar ke rumah sama relawan PKS. Kemarin ada pulang sebentar, itu diantar dan dijemput lagi," ujarnya.

Baca juga: Diduga Terpapar Kabut Asap, Bayi Umur 4 Bulan di Sumsel Meninggal

Nurlela belum memastikan kapan kembali ke rumahnya, karena asap masih pekat di luar. Dia memilih masih bertahan di posko pengungsian.

 

"Lihat kondisi dulu baru pulang. Di sini kami jauh lebih nyaman. Pelayanannya juga luar biasa. Kami sangat terbantu. Di sini juga ada adik saya dengan anaknya usia lima bulan," kata Nurlela.

Sebagaimana diketahui, kabut asap pekat lebih kurang sepekan menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru. Kualitas udara di Kota Madani itu memburuk.

Kabut asap berdampak ke berbagai aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari sekolah dan kampus diliburkan, hingga banyak warga yang sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com