Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sekarang Kami Tidak Malu Lagi dengan Warga Timor Leste"

Kompas.com - 14/09/2019, 07:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Fabianus bersama warga yang lain berterima kasih kepada pemerintah pusat yang telah memberikan perhatian lebih kepada warga di perbatasan.

"Terima kasih Pak Jokowi, sekarang kami tidak malu lagi dengan warga Timor Leste," kata Febianus bangga.

Sekretaris Desa Silawan Yakobus Berek menyebut keberadaan PLBN Motaain yang megah membawa dampak yang besar bagi warganya

Menurut Yakobus, PLBN ini selain tempat pemeriksaan bagi pelintas batas, juga menjadi obyek wisata baru.

Masyarakat Silawan, lanjut Yakobus, kemudian mengambil kesempatan itu dengan berjualan sejumlah kebutuhan pokok kepada pengunjung dari beberapa wilayah lain di NTT dan dari Timor Leste.

Keberadaan PLBN Motaain lanjut Yakobus juga menciptakan lapangan kerja baru bagi warga desanya.

Baca juga: Kisah Garam Gunung Dayak Lundayeh di Krayan Kalimantan Utara

Terdapat 60 lebih warga yang direkrut menjadi petugas keamanan dan petugas kebersihan. Warga lain memanfaatkan peluang menjadi porter, ojek, dan penyewa mobil rental.

Pembangunan PLBN

PLBN Motaain, kata Yakobus, dibangun dengan konstruksi megah setelah pada Sabtu (20/12/2014) Presiden Jokowi melakukan kunjungan perdana ke Motaain.

Saat itu, Jokowi melihat langsung kondisi bangunan PLBN yang masih sangat sederhana. Sistem pelayanan satu atap masih manual jika dibandingkan dengan sistem pelayanan di Timor Leste.

Setelah Jokowi kembali ke Jakarta, PLBN Motaain akhirnya dirombak total. Dalam waktu kurang lebih dua tahun, PLBN Motaain akhirnya dibangun megah dan diresmikan oleh Jokowi pada Rabu (28/12/2016).

"Saat kunjungan pertama, Pak Jokowi melihat kondisi PLBN yang mirip bangunan tua. Setelah beliau pulang, PLBN langsung dibangun megah dan melebihi Timor Leste. Dulu PLBN Timor Leste jauh lebih bagus dan kita saja malu, apalagi Pak Jokowi pasti sangat malu," ujar Yakobus.

Saat ini di sekitar PLBN telah dibangun sejumlah bangunan pendukung lain, seperti pasar modern dan terminal internasional khusus barang, yang berdiri di atas lahan seluar 2,5 hektar.

Bukan hanya bangunan yang dibuat megah, melainkan jalan raya pun dibuat lebar dan mulus.

Perhatian pemerintah pusat, kata Yakobus, tidak hanya pada infrastruktur umum, tapi juga kepada warga di Desa Silawan seperti bantuan 100 rumah permanen, 264 MCK, listrik, dan air.

"Bahkan sekarang, semua jalan masuk ke wilayah dusun menggunakan rabat beton. Semua anggaran untuk bangun jalan itu berasal dari APBN," ujarnya.

Dana desa yang ada hanya digunakan untuk merenovasi rumah warga yang rusak dan membantu pemasangan meter listrik bagi warga tidak mampu.

Namun, kata Yakobus, yang dibutuhkan masyarakat Desa Silawan ialah intervensi dari dana pusat untuk pengembangan di bidang pertanian, berupa sarana prasarana dan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat dalam mengelola lahan yang ada.

"Walaupun masih ada kekurangan, kami tetap bangga karena sudah tiga kali desa kami dikunjungi oleh Presiden Jokowi. Ini sesuatu yang luar biasa dan hebat," kata Yakobus.

Pendamping Desa Silawan Anato Moreira mengatakan, di wilayah perbatasan ada pergeseran profesi warga setempat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com