Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga yang Terpapar Kabut Asap di Pekanbaru Mengungsi, Sebagian Dijemput ke Rumah

Kompas.com - 13/09/2019, 18:30 WIB
Idon Tanjung,
Khairina

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Puluhan warga Kota Pekanbaru, Riau, mengungsi akibat terpapar kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Jumat (13/9/2019).

Warga mengungsi di posko pengungsian yang dibuka oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Provinsi Riau.

Pantauan Kompas.com, para pengungsi terdiri dari orangtua dan anak-anaknya, lanjut usia (lansia) dan ibu hamil.

Warga yang mengungsi, tampak berkumpul di beberapa ruangan tertutup yang dijadikan posko di kantor PKS Riau, yang terletak di Jalan Seokarno Hatta, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru.

Baca juga: Siang Ini Kualitas Udara di Pekanbaru, Riau Lebih Buruk dari Jakarta

Sekretaris Humas PKS Riau Imron Rosadi saat diwawancarai Kompas.com mengatakan, PKS membuka dua posko, yaitu posko pengungsian dan posko kesehatan.

"Posko kita buka sejak Rabu (11/9/2019) kemarin, sudah tiga hari. Alhamdulillah, hanya ini sebatas ini yang bisa kita lakukan dengan kondisi masyarakat yang sama sekali agak susah (akibat kabut asap) di luas sana, kemudian kita informasikan melalui media sosial, SMS dan lain-lain, bahwa kita membuka posko pengungsian dan pengobatan gratis," kata Imron.

Sejak posko dibuka, lanjut dia, sudah banyak warga yang datang mengungsi dan juga untuk berobat, akibat terdampak kabut asap.

"Dua hari terakhir terhitung ada sekitar 40 KK (kepala keluarga) yang mengungsi. Hari ini ada 35 orang yang kita data. Tapi makin hari makin bertambah. Biasanya malam hari yang ramai datang ke posko kita," sebut Imron.

Dia mengatakan, posko disediakan lima ruangan, seperti untuk ibu hamil, balita, lansia, dan orang dewasa.

"Untuk fasilitas posko, ada cek kesehatan, ruang inap AC, dokter dan perawat, obat-obatan, pemurni udara dan oksigen murni, box bayi, ambulan dan mobil antar jemput, dan kosumsi," imbuh Imron.

Posko, kata dia, dibuka 24 jam. Bagi masyarakat yang ingin mengungsi atau mendapatkan pengobatan gratis, bisa datang langsung ke kantor PKS Riau.

"Kita juga menyediakan 1 ambulan dan 4 mobil biasa untuk antar jemput pengungsi, apabila tidak memiliki kendaraan. Bagi masyarakat yang ingin dijemput bisa menghubungi call center kita di 082385035313. Seperti tadi malam, kita menjemput warga yang kena dampak kabut asap jam 2 malam" kata Imron.

Baca juga: Menhub Klaim Kabut Asap Riau dan Kalimantan Tak Ganggu Penerbangan, Ini Faktanya

Dia menambahkan, untuk wilayah jangkauan posko hanya fokus di Kota Pekanbaru.

"Saat ini kita masih fokus untuk masyarakat di Pekanbaru. Jadi warga yang datang (mengungsi) saat ini, ada seperti warga Kecamatan Tampan, Bukit Raya, Marpoyan Damai, dan Tenayan Raya. Tapi ada juga satu warga yang kita jemput di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar berbatasan dengan Pekanbaru," tandas Imron.

Salah satu pengungsi, Rozalinda (35) mengaku mengungsi akibat terpapar kabut asap yang sangat pekat di tempat tinggalnya di Jalan Kaharuddin Nasution, Kecamatan Marpoyan Damai.

"Saya sudah empat hari sesak napas, kepala pusing, dada sakit. Dari tenggorokan terasa masuk asap sampai ke dada. Karena asap pekat sekali dekat rumah kami," akuinya saat diwawancarai Kompas.com, Jumat.

Roza mengungsi bersama suami dan dua orang anaknya yang masih kecil. Dia mengaku dijemput oleh tim relawan PKS Riau.

"Kami dijemput ke rumah. Karena ada bayi. Anak-anak dan suami alhamdulillah masih sehat. Cuma saya yang terkena dampak asap," tutup Rozalinda.

Sebagaimana diketahui, kabut asap pekat sudah empat hari menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Bahkan, semakin hari semakin pekat, yang membuat kualitas udara tidak sehat hingga berbahaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com