Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cerita Pemilik Rumah Makan Gratis yang Dirampok tentang Perjalanan Usahanya

Kompas.com - 13/09/2019, 17:22 WIB
Afdhalul Ikhsan,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - "Apalah artinya kalau hidup ini tak bermanfaat," kata Pemilik Rumah Makan Gratis Ciangsana, Aditya Prayoga membuka obrolan siang itu.

Sebuah spanduk terpampang jelas dengan tulisan "rumah makan gratis makan dan minum gratis setiap hari tanpa syarat."

Tertera juga nomor telepon yang sewaktu-waktu bisa dihubungi untuk bantuan atau bagi yang ingin bersedekah.

Pandangan mata para pengendara dan pejalan kaki teralihkan saat melintas di depan rumah makan tersebut tepatnya di Jalan Raya Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/9/2019).

Pasalnya, rumah makan gratis itu telah dikenal banyak masyarakat Bogor dan luar daerah karena informasi keberadaannya telah viral pasca-disatroni perampok.

"Wah itu (perampok) saya kira orang mau makan di sini (rumah makan gratis)," lanjut Adit mengingat kejadian pada hari Jumat (23/8/2019) sekitar pukul 02.55 WIB.

Baca juga: Duduk Perkara Perampokan Rumah Makan Gratis, Terekam CCTV hingga Uang Modal Tidak Diambil

Di rumah makan ini, bagian depan dilengkapi kursi dan meja. Para pengunjung juga bisa menikmati hidangan dengan cara lesehan.

Di bagian dalam terdapat beberapa peralatan memasak. Di ruangan inilah lima pekerja meracik makanan yang dipesan pengunjung.

Konsepnya, kata Adit, adalah prasmanan dengan berbagai jenis menu seperti ikan asin, sayur kangkung dan gorengan. Menu ini selalu berubah agar pengunjung tak bosan.

Adit menceritakan bagaimana rumah makan gratis ini tercetus, serta kisah yang menginspirasi perjalanan hidupnya.

Pria berusia 27 tahun ini menceritakan, awal membangun rumah makan gratis karena ada pengalaman pilu yang pernah dia alami pada tahun 2016.

Kala itu, Adit baru menikah. Dia langsung diuji dengan kesulitan ekonomi, pekerjaan serabutan dan pendapatannya tak lebih Rp 100.000 perhari.

Sejumlah warga terus berdatangan ke Rumah makan gratis Ciangsana, Bogor, Jawa Barat setelah viral video perampokan di rumah makan tersebut. Jumat (13/9/2019)KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Sejumlah warga terus berdatangan ke Rumah makan gratis Ciangsana, Bogor, Jawa Barat setelah viral video perampokan di rumah makan tersebut. Jumat (13/9/2019)
Suatu ketika Adit pulang shalat subuh dan bertemu seorang nenek berusia 92 tahun dengan kondisi yang cukup memprihatinkan.

Nenek itu berjalan kaki dengan pincang karena sakit.

"Nenek itu jawab katanya kakinya sakit, begitu saya senter ternyata kakinya bolong, ada ulat kecil-kecil. Akhirnya saya bantu antar pulang dan ada seorang ibu-ibu lagi jemur pakaian, lalu saya tanya ke ibu itu dia jawab. Bahwa nenek ini hidup sebatang kara. Kalau misalkan dia tidak cari rongsok dia tidak makan seharian," ujar Adit.

Sejak itu, hatinya tergugah untuk membantu sang nenek bisa makan tiap hari. Namun tak bertahan lama nenek tersebut meninggal dunia dikarenakan umur yang sudah menua.

Setelah membantu nenek itu, rezeki Adit semakin lancar dan berlebih. Ia meyakini karena telah membantu sang nenek sehingga Tuhan membalasnya.

Baca juga: Viral Rumah Makan Gratis Dirampok, Korban Sempat Terjatuh, Begini Pengakuannya

Pada akhirnya pria asal Palembang ini memutuskan untuk membangun rumah makan gratis untuk masyarakat yang tidak mampu, seperti tukang sapu, tukang sampah, rongsok, kuli bangunan dan pengemudi ojek.

"Sebulan nenek itu meninggal saya dapat rezeki berlebih dan langsung inisiatif buka makan gratis dengan mengundang tukang-tukang, gelandang, pemulung yang enggak bisa makan biar makan di sini," ujarnya.

Sejumlah warga terus berdatangan ke Rumah makan gratis Ciangsana, Bogor, Jawa Barat setelah viral video perampokan di rumah makan tersebut. Jumat (13/9/2019)KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Sejumlah warga terus berdatangan ke Rumah makan gratis Ciangsana, Bogor, Jawa Barat setelah viral video perampokan di rumah makan tersebut. Jumat (13/9/2019)
Mulanya banyak pertimbangan dengan ibu dan istrinya. Namun, dengan segala keyakinan ia tetap menjalankannya.

Saat pertama kali membuka rumah makan gratis, Adit hanya mampu menyediakan 50 porsi.

Namun, saat ini Adit bersama karyawannya sudah bisa menyediakan ratusan porsi makanan gratis.

Beruntungnya terdapat pihak yang juga bersedia menyumbangkan hartanya untuk menyediakan makanan gratis.

Ia mengaku, yang terpenting ia tidak pernah ingin meminta-minta apalagi sampai membuat proposal hanya untuk memberi makan orang miskin.

"Rumah makan gratis ini konsepnya sedekah, tapi tidak pernah kita minta-minta sumbangan ke jalan pakai proposal atau kotak infaq. Di sini enggak ada begitu. Kita enggak mau kalau misalkan ada yang menyumbang tapi enggak ikhlas lebih baik enggak usah," ujarnya.

"Tapi kalau memang betul-betul dia ikhlas tinggal datang nanti kita terima sumbangannya. Makanya saya tulislah kulkas itu untuk sayur-sayuran, namanya sedekah sayuran, daging, minuman dan sedekah beras," sambungnya.

Baca juga: Video Perampokan Rumah Makan Gratis di Bogor Viral, Begini Kejadiannya

Ibu Adit, Meriyanti (45) mengatakan, tujuan utama rumah makan gratis ini adalah sebagai sarana berbagi dengan para tukang maupun kaum dhuafa seperti anak yatim-piatu.

Ia mengaku, awalnya ia juga telah terlibat rutin membagikan nasi bungkus. Kemudian dirinya ingin memiliki tempat yang bisa dijadikan rujukan oleh orang-orang yang membutuhkan.

"Setelah bapaknya meninggal kita merasa kehilangan dan bunda memang awalnya suka suka membari sarapan orang di jalan sambil keliling, tukang sapu dikasih dan banyak lagi. Dari situ saya tularkan anak (Adit)," ujarnya.

Pada 2016, lanjut Meriyanti, ide rumah makan gratis itu muncul spontan dan dibuat secara patungan. Untuk bagian memasaknya dikerjakan oleh Meriyanti beserta keponakan.

"Tugas saya belanja dan masak, kalau ada yang kurang nanti dia (Adit) transferin uangnya. Dari mana? Dari keuntungan produk yang kita jual jadi hasilnya disisihkan 25 persen sehari untuk rumah makan gratis ini," ucapnya.

"Misalkan ada yang sedekah datang ke sini bawa beras, agama apapun kita enggak beda-bedain yang penting niatnya menolong orang. Kita ingin menolong orang yang kelaparan gimana rasanya, dan anak saya Adit ini sudah merasakan itu," ujar Meriyanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com