Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Klaim Kabut Asap Riau dan Kalimantan Tak Ganggu Penerbangan, Ini Faktanya

Kompas.com - 13/09/2019, 16:07 WIB
Rachmawati

Editor

Ia mengatakan jarak pandang di runway Bandara Syamsuddin Noor Selasa pagi hanya berkisar 200 hingga 400 meter karena kabut asap pekat.

Selain mengganggu jadwal keberangkatan, kabut asap juga mengganggu jadwal kedatangan.

"Ada 1 pesawat yang harus mutar-mutar dulu sebelum mendarat, karena untuk take off, 500 sampai 600 meter pilotnya masih berani, tapi kalau landing lain lagi ceritanya," tambah Aditya.

Delay penerbangan di Bandara Syamsuddin Noor juga terjadi pada Selasa (12/9/2019). Saat itu jarak pandang di runway bandara hanya 100 meter.

Baca juga: Kabut Asap Pekat Kembali Membuat 7 Penerbangan di Bandara Banjarmasin Delay, Jarak Pandang 100 Meter

 

3. Pesawat Garuda batal mendarat di Bandara Cilik Riwut

Sebuah pesawat Garuda Indonesia batal mendarat di Bandara Cilik Riwut, akibat kabut asap yang menyelimuti Kalimantan Tengah, Kamis (12/9/2019).

Manager Finance And Human Resource Angkasa Pura Ii Cilik Riwut Palangkaraya, Geni Suprayadi mengatakan, kebakaran lahan kini mulai berdampak buruk bagi jalur penerbangan.

Jarak pandang di bandara sangat terbatas, sehingga pesawat yang akan lepas landas dan mendarat menjadi tidak aman.

“Saat ini, jarak pandang hanya dibawa satu kilometer, sangat beresiko untuk lepas landas serta pendaratan pesawat,” kata Geni, saat ditemui Kompas.com, di Kantor Angkasa Pura II Bandara Cilik Riwut, Palangkaraya, Kamis.

Baca juga: Bandara Cilik Riwut Diselimuti Kabut Asap Tebal, Pesawat Garuda Batal Mendarat

 

4. Sehari 16 penerbangan delay 5 jam di Samarinda

Suasana di Bandara APT Pranoto Sungai Siring Samarinda, Kalimantan Timur.KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON Suasana di Bandara APT Pranoto Sungai Siring Samarinda, Kalimantan Timur.
Jumat (13/9/2019), ada 16 rute penerbangan delay selama lima jam atau atau sejak pagi pukul 07.00-11.00 WITA.

Delay disebabkan kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda sebagian wilayah di Kalimantan Timur (Kaltim),

Bidang Pelayanan dan Operasional Bandara APT Pranoto, Rora Ardian mengatakan, penyebab kejadian itu karena jarak pandang hanya berkisar 3.000 meter sampai dengan 4.000 meter.

Rute penerbangan dari Bandara APT Pranoto yang mengalami penundaan penerbangan di antaranya tujuan Jakarta, Jogyakarta, Surabaya, Berau, Denpasar dan lain-lain.

Begitu pun beberapa rute dari Surabaya, Jakarta, Berau mengalami penundaan ke Bandara APT Pranoto.

Baca juga: Kabut Asap Karhutla di Kaltim, 16 Penerbangan di Bandara Samarinda Delay 5 Jam

 

5. Jarak pandang di Batam turun

Tanjungpinang, Ibu kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), mulai diselimuti kabut asap. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang mengatakan kabut asap yang ada di langit Tanjungpinang ini merupakan kabut asap kiriman.Dok. BMKG KEPRI Tanjungpinang, Ibu kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), mulai diselimuti kabut asap. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang mengatakan kabut asap yang ada di langit Tanjungpinang ini merupakan kabut asap kiriman.
Akibat kabut asap kiriman, jarak pandang normal untuk transportasi darat, laut dan udara di Batam turun.

“Saat ini jarak pandang hanya berkisar antara 5 kilometer, sementara normalnya 10 kilometer,” jelas Prakirawan BMKG Tanjungpinang Khalid Fikri, Kamis (12/9/2019).

Kabut asap diakibatkan tiupan angin yang berhembus dari Tenggara ke Barat Laut, sehingga kabut asap terbawa dari Kalimantan hingga ke Kepri.

"Dari hasil pemantauan, lebih didominasi dari Kalimantan," kata Fikri.

Kabut asap tidak saja menyelimuti langit Tanjungpinang, tetapi juga sampai ke Batam.

SUMBER: KOMPAS.com (Akhdi Martin Pratama, Hendra Cipta, Andi Muhammad Haswar, Kurnia Tarigan, Zakarias Demon Daton, Hadi Maulana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com