Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula Penyebab Menantu Bunuh Mertua, Gara-gara Rok Mini Istri

Kompas.com - 13/09/2019, 14:16 WIB
Slamet Priyatin,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KENDAL, KOMPAS.com - Desa Nolokerto, Kecamatan Kaliwungu Kendal Jawa Tengah, Minggu (8/9/2019), digegerkan dengan pembunuhan yang dilakukan menantu terhadap mertuanya.

Pelaku bernama Wahono (32), membunuh mertuanya, Ponijan (57), karena sakit hari disuruh bercerai dengan istrinya. 

Kepada Kompas.com, Wahono menjelaskan bahwa pembunuhan itu dilakukan karena dia emosi.

Sebab pada malam sebelum kejadian, Sabtu (7/9/2019), mertuanya meminta dia agar menceraikan istri yang ia cintai.

“Kalau saya sering geger dan kadang menampar istri, saya akui iya. Tapi mereka tidak tahu kenapa saya berbuat demikian,” ujar Wahono saat ditemui Kompas.com di penjara Mapolres Kendal, Jumat (13/9/2019).

Baca juga: Bunuh Mertuanya, Wahono Terancam Penjara Seumur Hidup

Wahono mengatakan, masalah rumah tangganya berawal ketika istrinya, Ria Fidayani, sekitar empat bulan lalu membuka kios kopi di lokasi galian C yang ada di Kaliwungu.

Ria yang dulu berpakaian sopan, tiba-tiba berubah. Ria sering memakai rok mini, sehingga jadi omongan tetangga.

Sebagai suami, kata Wahono, dia menegur Ria agar tidak memakai rok mini. Tidak cuma itu, pakaian-pakaian tersebut ia sembunyikan. Tapi, Ria selalu membeli yang baru.

“Saya jadi sering ribut, dan saat ribut ia sering saya tampar,” jelasnya.

Wahono menjelaskan, selain karena memakai rok mini, istrinya juga mempunyai utang tanpa sepengetahuan dia.

Wahono baru tahu ketika ada pegawai bank perkreditan rakyat (BPR) datang ke rumah menagih utang ke rumahnya. Wahono saat itu kaget.

Utang Ria mencapai RP 5 juta di dua BPR berbeda, masing-masing Rp 2,5 juta.

Agunan yang digunakan untuk utang yaitu surat nikah dan akta kelahiran anaknya.

Khilaf

Wahono mengatakan, seringnya cekcok dengan sang istri membuat dia sering tidur di rumah orangtuanya.

Jarak rumah orangtua Wahono dengan rumah mertua yang juga ia tinggali bersama istri serta anaknya sekitar 200 meter. 

Pembunuhan bermula saat Sabtu malam, Wahono mengantar anaknya ke rumah mertuanya,  Ponijan.

Saat bertemu, Ponijan meminta Wahono agar menceraikan istrinya karena sering bertengkar.

“Saya jengkel karena saya masih mencintai istri saya," kata Wahono.

Baca juga: Cerita di Balik Pelajar SMA Bunuh Begal yang Ingin Perkosa Pacarnya

Setelah pulang dari rumah mertua, Wahono mengaku tidak bisa tidur. Suara mertua yang meminta dia menceraikan istrinya terus terngiang-ngiang. Ia bertambah jengkel.

Esoknya, Wahono kembali ke rumah mertua. Awalnya berniat mau membangunkan anaknya. Namun, ketika dia mau mengetuk pintu depan, niat itu berubah.

Wahono membatalkan mengetuk pintu depan rumah, lalu masuk lewat pintu belakang rumah mertuanya. 

“Pintu belakang memang tidak terkunci, hanya diikat kawat. Saya tahu karena saat membangun rumah bagian belakang itu, saya ikut membantu,” ujarnya.

Setelah masuk, ia melihat kayu dan mengambilnya. Kayu itu kemudian ia gunakan untuk memukul kepala mertuanya yang sedang tidur sebanyak tiga kali.

Setelah beraksi, Wahono, mengembalikan kayu itu ke tempat semula. Lalu ia pulang dan bercerita kepada keluarga besarnya bahwa telah membunuh Ponijan.

“Setelah itu dengan diantar keluarga, saya menyerahkan diri ke kantor polisi Kaliwungu. Saya khilaf,” ujar Wahono.

Sebelumnya diberitakan, Wahono telah membunuh mertuanya, Ponijan, Minggu (9/9/2019).

Atas perbuatannya, Wahono diancam hukuman penjara seumur hidup. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com