Nama Maleo diambil dari burung endemik asal Sulawesi.
Mobil ini mulai dirintis pada 1993 oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), dan mulai serius dikembangkan pada 1996.
Saat itu pria kelahiran Parepare 25 Juni 1936 itu sedang menjabat sebagai Menristek Kabinet Pembangunan VII (1993-1998).
Maleo akan berbentuk sedan. Proyeknya dirancang sebagai mobil terjangkau untuk masyarakat Indonesia, serupa penamaan Volkswagen asal Jerman yang memiliki arti mobil rakyat.
Mobil Maleo rencananya mengadopsi teknologi dari pabrikan asal Inggris, yakni Rover.
Maleo mengambil teknologinya kemudian dilokalisasi dengan pemakaian komponen buatan perusahaan penyuplai komponen asal Indonesia.
Saat itu, rencananya Maleo dijual dengan kisaran harga Rp 25 juta - Rp 30 juta.
Banderolnya bisa ditekan karena memakai tingkat kandungan dalam negeri antara 60-70 persen.
Prototipe Maelo saat itu digadang akan diluncurkan 1997, tetapi kemudian tidak pernah sampai tahap produksi, lantaran pendanaannya terhenti akibat ada proyek mobnas lain, yaitu Timor.
Krisis moneter pada 1998 pun memutus harapan Maleo bisa diproduksi. Tak lama proyek mobnas Timor juga harus berhenti karena dianggap menyalahi peraturan dagang dunia.
Baca juga: Maleo, Calon Mobil Nasional Garapan BJ Habibie
Kepala Bidang Pengelolaan Taman Pintar, Afia Rosdiana menyampaikan, ada beberapa peninggalan Habibie yang masih tersimpan di Taman Pintar Yogyakarta.
"Ada beberapa, kalau orang Jawa itu menyebutnya 'tetenger' yang ada di Taman Pintar. Salah satunya itu di Zona Tapak Presiden RI," ujar Afia.
Di zona tersebut, terdapat tapak tangan dan kaki asli Habibie. Selain itu terdapat pula pesan suara asli dari Habibie.
"Jadi kalau telapaknya itu disentuh akan muncul pesan dari Pak Habibie. Itu suara asli," ujarnya. Di belakang telapak tangan dan kaki Habibie juga terdapat Pamor.
Pamor adalah gambar yang muncul dalam sebuah tosan aji perpaduan antara angkasa dan bumi.
Angkasa berupa nikel dam bumi berupa besi, yang disatukan dengan cara ditempa oleh empu. Biasanya diwujudkan dalam bentuk keris sebagai lambang kekuatan.
"Di bingkainya itu ada besi pamornya yang disesuaikan dengan karakter presiden-presiden. Untuk yang di telapak tangan dan kaki Presiden BJ Habibie, pamornya poleng," ujar Afia.
Hal tersebut diceritakan Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas.
"Pak Habibie kan jadi Presiden tahun 1998 ya. Bank Mandiri juga menjadi merger 4 bank yang runtuh pada saat krisis yaitu Bank Exim, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara dan Bapindo," ujar Rohan di Badung, Bali, Kamis (13/9/2019).
"4 bank ini mengalami kesulitan waktu itu, kemudian kolaps dan di-bail out oleh pemerintah dengan obligasi waktu itu. Kemudian di-merger menjadi satu bank," imbuhnya.
Ia menyebut, dalam suatu rapat kala itu Habibie diminta untuk memberi nama yang cocok bagi bank baru tersebut.
"Pak Habibie menyebut Mandiri. Itu asal usul nama Bank Mandiri pada saat pertama kali dibentuk. Tahun 1998," cerita dia.
Dengan diberi nama Bank Mandiri diharapkan keempat bank yang telah dilebur tersebut menjadi bank yang mandiri dan juga mendorong masyarakat untuk bisa menjadi mandiri, terutama, masyarakat uang memerlukan kredit mikro dan UMKM.
Baca juga: BJ Habibie, Sosok di Balik Pemberian Nama Bank Mandiri
Sekolah itu didirikan pada tahun 1994, sewaktu BJ Habibie menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), sekaligus kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Ketua Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, KH Cholil Dahlan mengatakan sekolah berbasis riset dan penerapan teknologi di lingkungan pesantren Darul Ulum Rejoso tersebut diresmikan pada tahun 1994.
Pembangunan SMA itu berasal saat almarhum KH Asád Umar pengasuh pesantren Darul Ulum bertemu almarhum BJ Habibie yang saat itu menjadi Menristek.
Baca juga: BJ Habibie, Inspirator Berdirinya Sekolah Berbasis Riset dan Teknologi di Pesantren Rejoso