Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Maluku Curhat ke Menteri PPN: Ibu Susi Hanya Ngomong, Tak Ada Bukti

Kompas.com - 12/09/2019, 18:20 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Farid Assifa

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Gubernur Maluku Murad Ismail kembali menyinggung soal janji Menteri Kelautan danPerikanan Susi Pudjiastuti kepada Maluku yang belum ditepati.

Curhat Gubernur Murad Ismail ini disampaikan saat memberikan sambutan dalam acara Konsultasi Regional (Konreg) Penyusunan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 di Hotel Santika Ambon, Kamis (12/9/2019).

Acara tersebut dihadiri langsung Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) yang juga kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro.

Baca juga: Gubernur Maluku: Ibu Susi Harus Paraf Perpres, kalau Pura-pura Tuli ya Terpaksa…

 

Hadir pula dalam kegiatan itu gubernur Maluku Utara, wakil gubernur Papua Barat serta bupati dan wali kota dari Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

"Saat moratorium, Ibu Susi pernah menjanjikan akan memberikan kontribusi Rp 1 triliun untuk Maluku. Namun sampai 2019, hanya omong saja dan tidak pernah ada sesuatu,” kata Gubernur Murad.

Dia mengungkapkan, sebelum moratorium diberlakukan oleh Menteri Susi, Maluku masih menerima dana sebesar Rp 11 miliar dari sektor perikanan melalui uji mutu kapal-kapal penangkap ikan. Akan tetapi saat ini uji mutu sudah dipindahkan ke Sorong, Papua Barat.

“Karena Kepulauan Aru lebih dekat dengan Sorong, sehingga 11 miliar hilang dan tidak lagi diterima Maluku,” ujarnya.

Dia juga menyinggung soal lebih dari 1.600 kapal ikan yang dikirim Menteri Susi ke laut Aru, dan tidak ada satu pun ABK dari orang Maluku yang dipekerjakan di kapal-kapal tersebut.

"Dan setiap bulan 400 kontainer Ibu Susi membawa ikan ke Jawa dan diekspor dari Jawa. Kita orang Maluku cuma jadi penonton. Itu yang membuat saya dua tahun lalu saya mundur dari jabatan Dankor Brimob dengan pangkat bintang dua,” katanya.

Murad melanjutkan, saat masih menjabat sebagai dankor Brimob Polri,  dia telah mungunjungi hampir semua daerah di Indonesia dan melihat perkembangan pembangunan yang terjadi.

"Tapi kok Maluku seperti orang mati suri. Jadi saya merasa bertanggung jawab dan saya berusaha untuk kembali ke Maluku untuk membangun Maluku. Saya adalah gubernur orang Maluku, jadi semua yang terjadi di Maluku dan saya bertanggung jawab atas kemaslahatan orang Maluku," tandas Murad.

Di hadapan menteri PPN dan sejumlah kepala daerah lainnya, Murad mengungkapkan bahwa saa tini dia masih terus memperjuangkan hak orang Maluku agar dapat diberikan oleh pemerintah pusat.

“Ini yang akan saya sampaikan ke pemerintah pusat, mudah-mudahan apa yang kita harapkan bisa terjadi di Maluku, kita tertinggal, Maluku termiskin ketiga dari 34 provinsi. Kita tahu Maluku ini luar biasa hasil lautnya, kita punya emas di Gunung Botak, punya gas di Marsela dan Seram Utara, mudah-mudahan semua itu bisa diangkat, dan kita orang Maluku bisa hidup sejajar dengan provinsi-provinsi lain,” tandas Murad.

Gubernur Murad Ismail sebelumnya mengkritik Menteri Susi Pudjiastuti atas kebijakannya yang dinilai merugikan Maluku.

Baca juga: Minim Perhatian Pemerintah Pusat, Gubernur Maluku Sebut Provinsinya Seperti Dianggap Tak Ada

 

Murad bahkan menantang Menteri Susi perang. Merespons kritikan tersebut, Menteri Susi kemudian mengutus sejumlah anak buahnya ke Maluku.

Ada pun utusan Menteri Susi yang menemui gubernur maluku adalah Sekretaris Jenderal (Sekjen) KKP Nilanto Perbowo, Dirjen Tangkap M Zulficar, Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan (PSDKP) Agus Suherman, Dirjen Pelabuhan Perikanan Frist Lesnussa serta Satgas Ilegal Fishing KKP Yunus Husein.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com