Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Siswa Bawa Sabit ke Sekolah, Emosi Ponsel Disita Guru...

Kompas.com - 12/09/2019, 17:04 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pada Kamis (5/9/2019), GR (14) siswa kelas 2 SMP 5 Ngawen Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarto baru saja selain bermain gim Free Fire bersama teman-temannya di sekolah.

GR bermain gim saat pelajaran Seni Budaya Konseling (SBP) yang diajar oleh Najib Mapasa.

Nahas, di antara teman-temannya yang membawa gawai hanya GR yang diketahui guru membawa gawai ke sekolah.

Gawai milik GR pun disita oleh Najib lalu diserahkan ke Estuarso sang wali kelas.

Kamis malam, GR menghubungi sang wali kelas yang bersangkutan untuk menanyakan gawainya yang disita. Ia menghubungi wali kelas menggunakan gawai milik adiknya.

Dalam pesan singkat yang GR kirim, ada nada ancaman yang berbunyi jika sang guru tidak memberikan gawai miliknya maka ia akan mengobrak-abrik sekolahnya.

Baca juga: Kepala SMP Maafkan Siswa yang Bawa Sabit ke Sekolah karena Ponselnya Disita

 

Bawa sabit ke sekolah

Keesokan harinya, tepatnya hari Jumat (6/9/2019) pagi GR masuk sekolah seperti biasa. Namun di tengah pelajaran dia pulang dan mengambil sabit milik kakek buyutnya.

Ia kembali ke sekolah dengan membawa sabit.

Estuarso, sang wali murid yang mengetahui siswanya datang membawa sabit langsung memberikan gawai milik FR dengan melemparnya ke lantai.

GR pun langsung pergi meninggalkan sekolah.

Peristiwa tersebut terekam dalam video yang berdurasi 29 detik yang kemudian menyebar di media sosial.

Estuarso bercerita saat GR datang ke sekolah membawa sabit, ia tidak mendapat ancaman apapun.

"Membawa arit. Tidak ada ancaman, tidak ada umpatan, tidak ada hal yang membuat sekolah merasa berbahaya," ucap Estuarso.

Baca juga: Ini Cerita Guru yang Ketakutan Lihat Muridnya Datang Sambil Bawa Sabit

 

Pihak sekolah memaafkan

Walaupun GR sempat membuat kegaduhan di sekolahnya, pihak sekolah memaafkan GR dan tetap memberikan kesempatan padanya untuk melanjutkan sekolah.

"Kami tidak menyalahkan anak, karena usia remaja biasa seperti itu. Apabila anak pengen sekolah lagi ndak apa-apa, kalau ingin pindah kami memfasilitasi, akan menghubungi ke sekolah lain," ucap Sriyana, Kepala Sekolah SMP 5 Ngawen di Mapolsek Ngawen, Rabu (11/9/2019)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com