Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat N250 Gatotkoco Karya Habibie yang Terjegal IMF

Kompas.com - 12/09/2019, 16:57 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pesawat N250 rancangan Presiden RI ketiga BJ Habibie masih tersimpan baik di salah satu hanggar PT Dirgantara Indonesia yang dulunya bernama Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN).

Pesawat N250 yang memiliki arti Nusantara atau Nurtanio dengan kapasitas 2 pilot 50 penumpang ini masih terlihat bagus dan gagah. Pesawat ini pernah menjadi kebanggaan Indonesia pada tahun 1995.

Pada saat itu, tepatnya 10 Agustus 1995, mata dunia menyaksikan bagaimana Indonesia telah mampu membuat pesawat terbang.

Baca juga: Pesawat N250 Gatotkoco Karya BJ Habibie, Riwayatmu Kini...

Namun nasib N250 tidak sehebat sejarah yang ditorehkan. Tiga tahun berselang, tepatnya tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis moneter hebat, proyek N250 terpaksa dihentikan.

"Tahun 1998 proyek N250 berhenti ketika Indonesia menandatangani kerja sama dengan IMF," kata Irlan Budiman, Plt Sekretaris Perusahaan PT DI saat ditemui di hanggar Delivery Service PTDI, Kamis (12/9/2019).

Irlan menjelaskan, penghentian proyek pengembangan N250 merupakan salah satu klausul kerja sama Indonesia dengan IMF.

"Dihentikannya mungkin karena faktor politis. Pada saat itu dalam perjanjian IMF dengan Indonesia ada klausul untuk penghentian pendanaan proyek N250," katanya.

 

Pesawat terbang kertas ada di antara bunga di pusara BJ Habibie di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Pesawat terbang kertas ada di antara bunga di pusara BJ Habibie di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).
Sejak proyek dihentikan pada tahun 1998, pesawat N250 tidak lagi diterbangkan.

Meski kondisinya masih bagus dan terawat, namun pesawat ini tidak bisa diterbangkan lantaran sudah lama tidak dihidupkan dan mesinnya tidak dirawat sehingga hanya mejeng di dalam hanggar.

"Kalau proyeknya mau dilanjutkan, biaya development-nya terlalu tinggi," jelasnya.

Selain mesinnya tidak pernah dinyalakan dan dirawat, faktor lain yang tidak memungkinkan untuk menerbangkan N250 adalah izin terbang.

Baca juga: BJ Habibie, Inspirator Berdirinya Sekolah Berbasis Riset dan Teknologi di Pesantren Rejoso

 

Menurut Irlan, sejak dihentikan, N250 tidak lagi melanjutkan beberapa proses sertifikasi yang diperlukan untuk sebuah pesawat layak terbang dan layak produksi

"Waktu dihentikan memang N250 sudah terbukti bisa terbang. Tapi itu belum cukup, ada sertifikasi lain yang harus dipenuhi sehingga menyisakan beberapa hal salah satunya uji terbang," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com