Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap Kian Pekat di Pekanbaru, Warga Sesak Napas hingga Demam

Kompas.com - 12/09/2019, 15:41 WIB
Idon Tanjung,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) semakin pekat menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Kondisi udara kian memburuk.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Kamis (12/9/2019), jarak pandang di Pekanbaru hanya sekitar 800 meter.

Papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di depan kantor Wali Kota Pekanbaru berada di level tidak sehat.

Hampir setiap warga yang beraktivitas di luar mengenakan masker. Sejumlah warga juga mengeluhkan kabut asap yang semakin hari kian pekat.

Baca juga: Bandara Cilik Riwut Diselimuti Kabut Asap Tebal, Pesawat Garuda Batal Mendarat

Kabut asap ini sudah berdampak pada kesehatan warga. Rata-rata warga mengeluhkan sesak napas.

"Asap ini menyesakkan. Kalau dihirup dada terasa sakit," akui Wati (46), salah seorang warga Jalan Kereta Api, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, saat diwawancarai Kompas.com, Kamis.

Wati yang saat itu sedang melintas di jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Jenderal Sudirman ini, mengaku, sudah tiga hari kabut asap sangat pekat di Pekanbaru. Ia pun setiap keluar rumah menggunakan masker.

"Tiga hari ini parah sekali asapnya. Saya kalau keluar pakai masker. Kalau tidak makin parah sesak napasnya," katanya.

Dia berharap kepada pemerintah agar secepatnya mengatasi kabut asap ini.

"Ya, harapannya kabut asap supaya cepat teratasi oleh pemerintah, dan juga hujan cepat turun agar kabut asapnya hilang," harapnya.

Sesak napas akibat kabut asap juga dialami warga lainnya, Indria (31), warga Kecamatan Tampan.

"Sesak napas ada. Batuk dan filek juga. Saya sudah tiga hari demam akibat dampak kabut asap ini," akui Indria saat diwawancarai Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Kabut Asap Selimuti Kepri, Ganggu Jarak Pandang Transportasi Darat, Laut dan Udara

Dia mengaku kabut asap tidak hanya waktu pagi saja. Tetapi sejak tiga hari terakhir siang dan malam berasap. Udara dirasakan sangat tidak sehat.

"Kalau kemarin-kemarin iya pagi asap pekat. Kalau sekarang seharian hingga malam asap masih pekat. Udara sangat tidak enak dihirup," ujarnya.

Meski kabut asap semakin mengkhawatirkan, namun Pemerintah Provinsi Riau belum menetapkan status darurat bencana kabut asap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com