Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Purnawirawan TNI Dipicu Buah Kelapa

Kompas.com - 12/09/2019, 14:08 WIB
Masriadi ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com - Tim penyidik Polres Lhokseumawe mengungkap penyebab pembunuhan purnawirawan TNI, Muhammad Ridwan (58), yang dilakukan oleh Muhammad Alfatih (58) di Desa Jeulikat, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.

“Awalnya korban melihat pelaku di halaman rumahnya. Korban bilang jangan ambil lagi buah kelapa miliknya di kebun. Selama ini, pelaku diduga kerap memetik buah kelapa itu. Sehingga, itu menjadi penyebab mereka bertengkar dan berakhir pembunuhan,” kata Kasat Reskrim Polres Lhokseumawe, AKP Indra T Herlambang, dalam konferensi pers di Lhokseumawe, Kamis (12/9/2019).

Baca juga: Tukang Becak Bacok Purnawirawan TNI hingga Tewas, Lantas Mengurung Diri

Dia menyebutkan, pelaku lalu memukul tersangka hingga terjatuh. Pelaku mengambil parang yang digantung di depan sepeda motor korban dan membacok korban hingga meninggal dunia.

Setelah membunuh korban, pelaku lalu mengurung diri di dalam rumah hingga polisi menangkapnya.

Awalnya, polisi menduga pelaku mengalami gangguan jiwa. Karena, masyarakat sekitar rumah menyatakan pelaku kerap bertindak aneh layaknya orang mengalami gangguan jiwa.

“Hasil pemeriksaan sementara dugaan kami dia tak mengalami gangguan jiwa. Meski begitu, untuk memastikan kami akan tes kejiwaannya. Kalau kami lihat pemeriksaan, dia jauh dari orang gangguan jiwa,” pungkas dia.

Baca juga: Seorang Purnawirawan Polisi Ditemukan Tewas, Diduga Bunuh Diri

Sebelumnya diberitakan, Muhammad Ridwan tewas dibunuh dengan cara dibacok.

Pelaku Alfatih ditangkap polisi setelah melepaskan tembakan gas air mata ke dalam rumah yang dijadikan tempat persembunyiannya.

Kini, Alfatih ditahan di Mapolres. Pertengkaran karena buah kelapa pula mengantarkannya ke penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com