Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaftaran Calon Rektor Baru ITB Akan Libatkan BIN

Kompas.com - 12/09/2019, 06:22 WIB
Agie Permadi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Tim Majelis Wali Amanat (MWA) Institute teknologi Bandung (ITB) akhirnya mengumumkan calon nomine (pendaftar) rektor ITB 2020-2025. Ada sekira 30 pendaftar yang layak dan telah terdaftar sebagai calon dalam pemilihan rektor (Pilrek) ITB. 

Sekretaris Eksekutif Majelis Wali Amanat (MWA) Benhard Sitohang menjelaskan, bahwa sebenarnya yang mendaftar sebagai calon rektor ITB seluruhnya ada 34 pendaftar,  Namun yang dievaluasi hanya 33 pendaftar karena ada satu yang mengundurkan diri.

"Dari 33 itu dilakukan lah diskusi tentang kelayakannya dan pada akhirnya di simpulkan 30 oke. Kelayakan itu tidak selalu numerik, bukan dia mampu atau tidak mampu, tapi oke yang layak kita pertimbangkan dengan melihat semua calon, " kata Benhard usai konferensi pers  di Gedung ANNEX ITB, Jalan Taman Sari Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/9/2019).

Baca juga: Panitia Pemilihan: Rektor Unpad Harus WNI

30 pendaftar ini akan melaju mengikuti proses pemilihan rektor di tahap selanjutnya. Tentunya mereka akan melalui proses penilaian dan pertimbangan dari panel ahli yang akan didasarkan  pada hasil tes kesehatan, dan assesment lembaga negara serta assesment kompetisi.  Assesment sendiri akan melibatkan lembaga kenegaraan.

Melibatkan BIN

Menurut Benhard, lembaga yang mungkin dilibatkan dalam proses Pilrek 2020-2025 ini dari Badan Intelejen Negara (BIN) atau pun lembaga lainnya yang berkompeten.

"Atas dasar syarat itu, setia kepada NKRI, kan penjelasanya bisa banyak. Oke kita percayakan kepada lembaga pemerintah yang kompeten," katanya.

"Kemungkinan BIN, kepolisian, gak tahu lah. Yang pasti ini proses resmi, kita gak mau maen-maen mendapat informasi yang gak jelas. Harus dari lembaga yang memang resmi kompeten untuk itu dan bertanggung jawab," tambahnya.

Baca juga: 60 Pebisnis Sukses ITB Dampingi 243 UKM Jawa Barat

Dikatakannya, meski, saat ini baru dilakukan assesment kelayakan terhadap para nomine. Namun pihaknya memastikan proses assesment akan dilakukan sebaik mungkin dan bertanggung jawab. 

Setelah itu, barulah masuk ke tahap selanjutnya assesment kesehatan, kepribadian, kompetensi, hingga kesetian kepada NKRI.

Benhard menegaskan BIN sendiri akan dilibatkan dalam proses assesment itu, hanya saja sampai saat ini pihaknya belum mengetahui bagaimana prosedurnya.

"Iya (BIN) akan dalam proses assesement, hanya saja dalam hal itu kita belum tahu persis bagaimana prosedur nya. Tapi yang penting dari sisi kita, akan berusaha semaksimal mungkin ingin menggali segala  sesuatunya tetap hasilnya harus bisa di pertanggung jawabkan," ucapnya.

Baca juga: Inovasi Mahasiswa ITB, Kini Aki Soak Bisa Dideteksi Dini lewat Android

Spanduk pemilihan rektor ITB

Di sisi lain, Pemilihan rektor ITB ini juga diwarnai pemasangan spanduk yang bertuliskan 'anti khilafah, anti radikalisme dan anti intoleransi'.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, spanduk tersebut terpasang di dua titik lokasi yakni di perempatan lampu merah Simpang Dago, dan Jalan Taman Sari, Kota Bandung

Spanduk tersebut bertuliskan "ITB BUTUH REKTOR  ANTI KHILAFAH, ANTI RADIKALISME, ANTI INTOLERANSI".

Menanggapi hal itu, Benhard mengatakan apabila dari sisi kebebasan berekspresi mengungkapkan pendapat. 

Baca juga: Unik, Buku Jejak Sejarah Indonesia Sepanjang 11,73 Meter Karya Alumni ITB Angkatan 1973

Ia mengatakan bahwa hal itu sah saja. Namun dirinya tidak mengetahui tolak ukur dari pemasang spanduk itu.

"Gini, itu sah saja ekspresi mereka, dan kita enggak tau tolak ukur mereka seperti apa. Terus terang kita tak bisa tutup mata dan telinga, faktanya sudah banyak pembicaraan. Alumni kita sendiri ada yang komplain mengenai (spanduk) itu," kata Benhard.

Namun yang pasti, katanya, spanduk tersebut bukan atas nama Ikatan Alumni ITB yang resmi. "K ita tanya ke ikatan alumni, ya gimana pak alumni banyak, itu juga mungkin bisa saja alumni tapi bukan atas nama ikatan alumni resmi," tegasnya.

Jadi pengingat

Untuk persoalan spanduk tersebut, Benhard mengaku tidak ingin mencampurinya, apalagi dirinya tidak mengetahui tolok ukur dari pemasangan spanduk tersebut. 

"Yang pasti kita tidak akan pernah menyampuri spanduk-spanduk seperti itu karena itu kan tolak ukurnya gak jelas," katanya.

Meski begitu, pihaknya menganggap dengan adanya spanduk tersebut menjadi pengingat bagi tim MWA untuk melakukan yang terbaik dalam pemilihan rektor ITB 2020 -2025 ini.

"Saya pikir silahkan saja berekpresi, tentunya bagi kita, kita tak mempertangungjawabkan itu. Tapi kita punya telinga dan mata, ya liat dong. Mungkin ada sesuatu, bukan menuduh, mungkin sesuatu yang kita sebaiknya cek dan ricek. Jadi seolah mengingatkan kita, do your best, lakukan yang terbaik lagi lah jangan pura-pura engggak tahu. Jadi saya lebih cenderung itu reminder," pungkasnya.

Baca juga: Untuk Kesekian Kalinya, ITB Raih Peringkat Pertama Klasterisasi Perguruan Tinggi di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com