Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Guru Setrap Anak Anggota DPR Dilaporkan Polisi | Pengemudi Ojek Online Datangi Konjen Malyasia

Kompas.com - 12/09/2019, 05:20 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Guru agama di SDN 4 Desa Anggaraksa, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, Kasri, yang menyetrap anak seorang anggota DRPD Lombok Timur, dilaporkan ke polisi.

Sementara di Medan, sejumlah pengendara ojek online melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Konsulat Jenderal Malaysia di Jalan Diponegoro, Medan, Sumatera Utara, Rabu (11/9/2019).

Aksi tersebut dilakukan karena sakit hati dengan perkataan bos taksi asal Malaysi beberapa waktu lalu.

Berikut 5 berita populer nusantara selengkapnya:

 

1. Guru yang setrap anak anggota DPRD dilaporkan polisi

Guru agama di SDN 4 Desa Anggaraksa, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, Kasri, yang menyetrap anak seorang anggota DRPD Lombok Timur, dilaporkan ke polisi.

Mahrus anggota DPRD Lombok Timur Dapil V, suami dari Endang Srihartuti, membenarkan istrinya telah melaporkan Kasri karena telah melakukan pemukulan terhadap anaknya, pada Rabu (4/9/2019).

"Iya benar, istri saya melapor ke polisi, karena tidak terima pelakuan terhadap anaknya," ungkap Mahrus, saat dikonfirmasi, Selasa (10/9/2019).

Mahrus menyebutkan, perselisihan dengan guru tersebut tidak bisa diselesaikan secara kekeluagaan karena guru tersebut hanya sekali mendatangi rumahnya untuk minta maaf.

"Waktu itu dia bersama kepala sekolah, bersama anggota Komite datang ke rumah untuk minta maaf, tapi itu hanya sekali," kata Mahrus.

Baca juga: Guru yang Setrap Anak Anggota DPRD Dilaporkan ke Polisi

 

2. Pengemudi ojek online datangi Konjen Malaysia

Massa aksi mengenakan jaket ojek online berunjuk rasa di depan kantor Konjen Malaysia di Jalan Diponegoro, Medan, Rabu siang (11/9/2019). Aksi mereka menuntut bos taksi di Malaysia meminta maaf kepada masyarakat Indonesia.KOMPAS.com/DEWANTORO Massa aksi mengenakan jaket ojek online berunjuk rasa di depan kantor Konjen Malaysia di Jalan Diponegoro, Medan, Rabu siang (11/9/2019). Aksi mereka menuntut bos taksi di Malaysia meminta maaf kepada masyarakat Indonesia.
Sejumlah pengendara ojek online melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Konsulat Jenderal Malaysia di Jalan Diponegoro, Medan, Sumatera Utara, Rabu (11/9/2019).

Aksi mereka dilakukan karena sakit hati dengan perkataan bos taksi di Malaysia beberapa waktu lalu.

Mereka menuntut warga Malaysia, Shamsubahrin Ismail, bos perusahaan taksi di Malaysia, diproses secara hukum.

Selain itu, mereka juga meminta Shamsubahrin menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia.

Koordinator aksi Raja Siva Pakpahan mengatakan, perkataan Shamsubahrin Ismail itu telah melukai hati rakyat Indonesia.

"Dia mengatakan kita ini orang miskin. Dia hina kita, driver Gojek. Dia harus dihukum sesuai hukum dan konstitusional,” teriak Raja Siva.

Baca juga: Merasa Dihina, Ratusan Ojek Online Datangi Konjen Malaysia di Medan

 

3. Heran uang Rp 1,6 hilang di parkiran

Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengaku heran dengan raibnya uang sebanyak Rp1,6 miliar dari dalam mobil. Uang tersebut baru saja diambil dari Bank Sumut. Menurutnya, pengambilan uang tanpa pengawalan dan ditinggalkan di mobil adalah kecerobohan, Rabu (11/9/2019).KOMPAS.COM/DEWANTORO Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengaku heran dengan raibnya uang sebanyak Rp1,6 miliar dari dalam mobil. Uang tersebut baru saja diambil dari Bank Sumut. Menurutnya, pengambilan uang tanpa pengawalan dan ditinggalkan di mobil adalah kecerobohan, Rabu (11/9/2019).
Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto heran, uang tunai Rp1,6 miliar raib di dalam mobil yang diparkir di halaman kantor Gubernur Sumatera Utara, Senin (9/9/2019) sore.

Agus juga menyebut pengambilan uang tunai dalam jumlah besar tanpa pengawalan adalah kecerobohan.

"Ini saya juga heran kok masih pakai uang tunai ini. Kalau terkait dengan proyek harusnya langsung ke pelaksana proyek. Kalau kaitan gaji harusnya langsung ke rekening penerima gaji," katanya, Rabu (11/9/2019).

Pihaknya akan menyelidiki kasus pencurian itu termasuk menyelidiki alasan pihak Pemprov Sumut membawa uang tunai sebanyak itu tanpa pengawalan. Terlebih lagi ditinggal di dalam mobil.

Agus mengatakan, meletakkan uang sebanyak itu di dalam mobil adalah kecerobohan.

Baca juga: Kapolda Heran Uang Rp 1,6 M yang Hilang Milik Pemprov Sumut Ditinggalkan di Parkiran

 

4. Pamer alat kelamin, pria diamankan polisi

Iluatrasi pamer alat kelamin.Shutterstock Iluatrasi pamer alat kelamin.
Warga sekitar Desa Celukan Bawang, Gerogak, Buleleng, Bali, digegerkan dengan perbuatan tak senonoh seorang pria berinisial IPSS (23) pada Senin (9/9/2019) lalu.

Pria ini memamerkan alat kelaminnya dan mengajak berhubungan seksual ke seorang ibu di pinggir jalan.

Karena meresahkan, pria tersebut lantas ditangkap aparat kepolisian.

Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Sumarjaya mengatakan, kasus ini diketahui setelah adanya laporan dari masyarakat.

Saat itu, pelaku diketahui menghentikan seorang perempuan yang lewat usai antar jemput anak sekolah.

Ia menghentikan perempuan itu dengan cara pura-pura bertanya. Tiba-tiba, pelaku memperlihatkan alat kelamin dan mengajak perempuan itu berhubungan seksual dengan iming-iming sejumlah uang.

Baca juga: Pamer Alat Kelamin ke Perempuan di Pinggir Jalan, Pria Ini Diamankan Polisi

 

5. Keluarga Zaenal gelar tahlil

Suasana tahlilan di rumah keluarga almarhum Zaenal Minggu (8/9/2019)KOMPAS.COM/IDHAM KHALID Suasana tahlilan di rumah keluarga almarhum Zaenal Minggu (8/9/2019)
Keluarga Zaenal Abidin (29), pria yang meninggal setelah berkelahi dengan polisi anggota Polres Lombok Timur lantaran masalah tilang pada Kamis (5/9/2019), menggelar tahlilan selama sembilan malam ke depan.

Zaenal berkelahi dengan polisi saat hendak mengambil motornya yang telah ditilang pada Kamis (5/9/2019).

“Biasanya dalam adat masyarakat disini kalau ada orang meninggal, kita akan tahlilan, mendoakan selama sembilan malam,” kata Heri Kiswanto salah satu keluarga Zaenal, Minggu (8/9/2019).

Tahlilan biasanya digelar usai shalat Isya. Tahlilan ini selain untuk mendoakan almarhum Zaenal, juga untuk mengobati rasa kesepian keluarga yang ditinggalkan.

SUMBER: KOMPAS.com (Idham Khalid, Dewantoro, Imam Rosidin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com