Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cerita Guru yang Ketakutan Lihat Muridnya Datang Sambil Bawa Sabit

Kompas.com - 11/09/2019, 19:00 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- GR (14), siswa SMP di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, mengejar salah seorang guru membawa sabit.

Wali kelas tempat GR belajar memaklumi tindakan siswa tersebut sebagai kenakalan remaja.

"Iya betul saya sendiri (dalam video)," kata wali kelas 8, Estuarso seusai mediasi di Mapolsek Ngawen Rabu (11/9/2019). 

Baca juga: Emosi Ponsel Disita Guru, Remaja Ini Bawa Sabit ke Sekolah

Peristiwa itu terjadi pada hari Jumat (6/9/2019) sehari setelah ponsel milik GR disita oleh guru.

Pada Kamis (5/9/2019), guru mata pelajaran Seni Budaya Konseling (SBK) Najib Mapasa menyita ponsel GR dan langsung menyerahkannya ke Estuarso sebagai wali kelas.

"Siswa datang membawa sabit, kami dan guru yang menyita menyadari ini masalah HP  ingin dikembalikan lalu HP kami kembalikan, untuk nanti proses berikutnya lain hari," ucapnya.

Dalam video berdurasi 29 detik, tampak guru ketakutan menyaksikan remaja menggunakan kaos warna merah, dan celana panjang cokelat, membawa sebilah sabit.

 "Wis tak balekke HP -mu (sudah, ini saya kembalikan HP-mu)," ujar pria yang tengah merekam video, sembari mengambil sebuah benda yang diduga HP di tasnya. 

Estuarso yang diketahui guru itu langsung memberikan ponsel yang dibawanya dengan melempar ke lantai. Setelah itu, si remaja pergi meninggalkan sekolah.

"Nyoy tak balekke, jupuk, gek mulih terus pindah sekolah, rasah sekolah ning kene meneh (ini saya kembalikan gawai mu, ambil terus pulang dan pindah sekolah sana, jangan sekolah di sini lagi)," ucap pria tersebut, sambil mengembalikan ponsel milik remaja itu dengan cara melemparkannya di lantai.

Baca juga: Cerita Kakek Siswa yang Buat Surat Pengunduran Diri, Berharap Cucunya Lanjutkan Sekolah

Remaja itu langsung mengambilnya dan pergi meninggalkan sekolah dengan menenteng sabit yang ia genggam di tangan kanannya.

Menurut dia, saat GR datang ke sekolah tidak ada ancaman kepada dirinya.

GR hanya datang membawa sabit, karena dirinya tidak mengetahui cara yang terbaik untuk mengambil ponsel.

Sesuai dengan tata tertib, jika membawa ponsel akan disita dan boleh diambil ke sekolah bersama wali murid atau membuat surat pernyataan yang ditandatangani oleh wali murid.

"Membawa arit. Tidak ada ancaman, tidak ada umpatan, tidak ada hal yang membuat sekolah merasa berbahaya," ucapnya. 

Dalam keseharian, GR tidak berbeda dengan siswa lainnya. Kenakalan pun seperti biasa pada umumnya remaja usia belasan.

"Dia seperti siswa lainnya pelanggaran biasa. Untuk pelanggaran membawa ponsel tidak hanya sekali ini, banyak siswa yang melakukan hal yang sama dan melalui prosedur (mengambil bersama wali murid)," ucapnya. 

Proses mediasi terkait viralnya GR yang membawa sabit ke sekolah ini sudah diselesaikan hari ini. Semua pihak sudah menyelesaikan secara kekeluargaan. 

Kapolsek Ngawen, AKP Kasiwon menjelaskan masalahan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan.

Namun, ia tetap memanggil kepala sekolah, guru, dan pelaku untuk dimintai keterangan terkait penyebab detail kejadian tersebut.

"Sudah diselesaikan dari pihak sekolah sama Bhabinkamtibmas tadi pagi," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com