Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/09/2019, 18:12 WIB
Dani Julius Zebua,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggusur tambak udang yang berada di sepanjang pantai antara Pantai Glagah hingga Pantai Congot di Kecamatan Temon.

Penggusuran menandai rencana pemerintah membangun green belt atau sabuk hijau bagi Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA).

Pemkab Kulon Progo melakukan penggusuran secara bertahap, yakni sedikitnya 10 kolam dari ratusan tambak yang ada.

Masing-masing tambak berukuran 2.500 meter persegi dan kolam pembuangan sekitar 100 meter persegi.

Penggusuran masih akan terus berlangsung sampai dengan akhir Oktober 2019 mendatang.

“Kita lakukan perataan dari kolam tambak, setidaknya 10 kolam dan 3 pembuangan. Kalau sempat akan berlangsung lebih banyak,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kulon Progo Sudarta di lokasi tambak yang masuk dalam wilayah Desa Jangkaran, Rabu (11/9/2019).

Baca juga: Ini Kelebihan Bandara Baru Yogyakarta yang Ditinjau Jokowi

Pemerintah berencana membangun sabuk hijau di Selatan YIA.

Ini merupakan bagian dari mitigasi bencana terhadap bandara baru.

Pemkab menargetkan seluruh kawasan itu sudah bersih dari berbagai aktivitas, terutama tambak udang, pada akhir Oktober 2019.

Adapun, luas kawasan itu lebih dari 30 hektare. Di sana, terdapat sekitar 238 tambak udang yang masuk di wilayah Desa Jangkarang hingga Desa Glagah.

Bila rencana penggusuran 10 kolam berjalan lancar, berarti ada sebanyak 22 kolam yang digusur.

“Jadi kan masih ada lebih 200 lebih. Kami menetapkan batas pada akhir Oktober. Setelah itu, kami akan lakukan apapun kondisinya akan diratakan,” kata Sudarta.

Pemerintah sudah menetapkan zona budidaya kelautan di Desa Banaran, Kecamatan Galur.

Pemerintah mengalokasi lahan seluas 116 hektare sebagai lokasi untuk budidaya kelautan. Seluas 35 hektare di antaranya sudah terpakai untuk kegiatan tambak.

Kondisi terkini, ratusan tambak masih beroperasi di Temon. Banyak di antara mereka tengah melakukan panen udang.

Sudarta menceritakan, para petambak sudah mengetahui rencana pemerintah melakukan mitigasi bencana untuk YIA dengan cara menata ulang kawasan itu.

Pemerintah dan petambak sudah beberapa kali bertemu dan bedialog tentang rencana ini sejak awal 2019.

“Sosialisasi sudah dilakukan sejak 20 Januari 2019. Kami mengingatkan agar petambak jangan merasa rugi, maka silakan disikapi. Saat ini, warga yang ditemui tidak masalah,” kata Sudarta.

Rencananya, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS HL) Serayu Opak Progo dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan melanjutkan untuk membangun kawasan hutan di tempat ini. 

Hutan di pantai dinilai penting untuk mitigasi bencana, seperti menahan abrasi, menghindarkan dari dampak gelombang tinggi, bercampurnya air laut dengan air tawar, dan menahan tsunami.

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sudah lama berniat menata kembali keseluruhan kawasan wisata Pantai Glagah hingga Pantai Congot di Kecamatan Temon ini.

Penataan yang akan dilakukan, baik berupa pembangunan maupun perbaikan wajah pantai sepanjang lima kilometer.

Tidak sekadar green belt bagi YIA, pembangunan kawasan juga mencakup gerbang masuk yang baru, area foto, zona bermain anak, tempat penjualan cinderamata hingga pusat informasi bagi turis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com