Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maria Lidwina Jadi Wisudawati Tertua di Usia 70 Tahun, Ini Sosoknya

Kompas.com - 11/09/2019, 17:37 WIB
Achmad Faizal,
Khairina

Tim Redaksi

 

SURABAYA, KOMPAS.com — Maria Lidwina Endang Suwarni terlihat cantik mengenakan baju wisuda berwarna hitam dan mengenakan toga. Dia duduk di tengah-tengah 700 lebih wisudawan muda dengan paras khas wisudawan.

Nenek 5 cucu berusia itu adalah peserta wisuda Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) di gedung Dyandra Convention Center Surabaya, Rabu (11/9/2019).

Dia tercatat sebagai wisudawati tertua dengan usia 70 tahun dari Program Studi Pendidikan Guru PAUD.

Baca juga: Cerita Sogirah, Wisudawati Berusia 74 Tahun yang Masuk Kelas Sebulan Sekali

Tepuk tangan riuh menyambutnya saat Rektor Unusa Prof Dr Achmad Jazidie MEng memanggilnya kembali ke panggung untuk menerima penghargaan.

"Semangat Ibu pasti menginspirasi semua yang hadir, selamat berjuang di dunia yang baru, semoga menjadi insan yang bermanfaat bagi manusia lainnya," kata Achmad Jazidie dalam sambutannya.

Maria memulai studinya sejak 2015 di kampus Unusa Surabaya. Dia merampungkan studi selama 4 tahun, hampir sama dengan salah satu cucunya yang saat ini juga menyelesaikan studi S1 di kampus lain.

"Kalau cucu saya diwisuda November mendatang," kata Maria.

Warga Manukan Kulon, Surabaya, itu membuang jauh-jauh rasa malunya bergaul dengan teman-teman kuliah yang notabene lebih muda darinya.

Maria yang non-Muslim juga mengaku tidak merasa minder berkuliah di kampus Islam.

"Bagi saya tidak masalah. Saya terbiasa berada dalam lingkungan yang berbeda-beda. Saya harus dapat menyesuaikan penampilan kebanyakan warga kampus," ucap lulusan dengan nilai IPK 3,57 itu.

Baca juga: PRT yang Jadi Wisudawati Terbaik Mengaku Terinspirasi Presiden Jokowi

Banyak yang bertanya apa tujuannya menyelesaikan studi hingga sarjana di usianya yang hampir berkepala tujuh.

Bagi Maria, usia bukanlah halangan bagi seseorang untuk menuntut ilmu.

Dia hanya ingin menjadi contoh dan semangat bagi orang-orang di sekitarnya khususnya keluarga bahwa menempuh pendidikan adalah kewajiban untuk peningkatan sumber daya manusia.

Maria bukan berasal dari kelompok menengah ke atas secara ekonomi. Dia hanya seorang guru PAUD yang dibayar biaya insentif Rp 50.000 sebulan. Dia juga tidak berharap akan mendapat tambahan biaya intensif setelah bergelar sarjana.

Untuk menyelesaikan studi, Maria mengaku banyak dibantu oleh ketiga anaknya, sekolah PAUD tempat dia mengajar, dan dari Unusa Surabaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com