KOMPAS.com - Pada tahun 1930 Ong Hok Liong memulai industri rokok rumah di tempat tinggalnya di Kota Malang dengan nama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong.
Sejarah Bentoel pun dimulai.
Dilansir dari bentoelgroup.com, Bentoel adalah produsen rokok terbesar keempat di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 7%.
Bentoel juga memproduksi dan memasarkan berbagai jenis produk tembakau seperti rokok kretek mesin, rokok kretek tangan dan rokok putih.
Baca juga: Bentoel Tidak Berniat Tutup Pabrik Rokok Kretek
PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk (“Bentoel” atau “Perseroan”) dan anak perusahaannya, menjadi anggota dari British American Tobacco Group, kelompok perusahaan tembakau kedua terbesar di dunia menurut pangsa pasar global dengan brand yang diperjualbelikan di lebih dari 200 negara.
Bentoel mempekerjakan lebih dari 6.000 orang karyawan, dari mulai membangun kemitraan dengan petani-petani tembakau, pembelian dan pemrosesan daun tembakau dan cengkeh, hingga produksi, pemasaran dan distribusi rokok.
Baca juga: Rumah Pendiri Bentoel Dijadikan Museum
Saat itu, Presiden Direktur Bentoel Group, Jason Murphy, dalam sambutannya mengatakan Bentoel adalah rokok pertama buatan tangan di Indonesia dan berdiri di Malang, Jawa Timur.
Selain itu, Bentoel adalah pabrik rokok yang pertama yang membungkus plastik serta rokok pertama yang menggunakan lempengan pemanas untuk menyegel bungkus rokoknya.
Sementara itu, Wamen Perindustrian yang saat itu dijabat oleh Alex S.W. Retrauban berharap dengan Museum Bentoel tersebut, bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Malang.
Ia juga mengatakan pemerintah Indonesia akan lebih peduli kepada industri rokok yang ada di Indonesia.
Baca juga: Museum Sejarah Bentoel di Malang Dijual, Wali Kota Prihatin
"Apalagi di Jatim yang pertanian tembakaunya terbesar di Indonesia," katanya.
Pada tahun 2014, penjualan rokok kretek PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) terus merosot.
Prijunatmoko Sutrisno, Direktur Bentoel pada Jumat, (6/6/2014) mengatakan walapun permintaan rokok menurun bukan berarti permintaan rokok kretek tidak ada sama sekali,
Rokok jenis ini justru masih diminati oleh kalangan masyarakat kelas bawah yang berprofesi sebagai nelayan, petani maupun buruh.