ACEH UTARA, KOMPAS.com – Rohani Salam (69) duduk di depan halaman rumahnya di Desa Paya Leupah, Kecamatan Simpang Keramat, Kabupaten Aceh Utara, Selasa (9/10/2019).
Belasan tahun wanita renta ini hidup dalam rumah berkonstruksi papan. Dapurnya terlihat bocor dengan lantai keropos dari belahan pohon pinang.
Melangkah di lantai rumah harus ekstra hati-hati. Pohon pinang yang dibelah kecil-kecil itu keropos.
Hari itu, tangannya meraba-raba dan mencabut rumput yang mulai panjang. Matanya buta. Tak bisa melihat sama sekali.
Baca juga: 7 Kisah Pasien Ditandu Menuju Puskesmas, Disebut Ambulans Desa hingga Selamatkan Ibu Melahirkan
Di rumah itu pula dia sendiri menatap hari tua. Masalah lainnya, Rohani tak bisa mendengar dengan baik. Jadi berbicara dengan Rohani harus mengeraskan volume suara. Nyaris berteriak.
Aktivitas sehari-hari hanya di sekitar rumah. Di rumah itu, Rohani diterangi lampu templok. Tanpa listrik.
Untuk makan sehari-hari, Rohani berharap belas kasih dari masyarakat desa. Solidaritas desa itu terus mendukungnya bertahan untuk melewati hari tua.
“Kadang saya menganyam tikar, bantu-bantu orang kampung yang minta dibuatkan tikar,” katanya.
Rohani tampak tegar dengan kondisinya. Dia tak punya pilihan. Hanya warga menjadi penopangnya.
Untuk ke kamar mandi, Rohani harus meraba-raba. Jaraknya sekitar 10 meter dari bangunan rumah.
“Kalau lagi musim panen padi, banyak masyarakat yang membantu saya. Memberikan uang dan beras. Saya bersyukur ditemani masyarakat yang baik,” katanya.
Lalu bagaimana bantuan pemerintah? “Tidak pernah ada. Tidak pernah buat pun saya. Saya tak bisa melihat dan sudah tua. Tak paham urusan bantuan itu,” katanya.
Di hari tuanya, Rohani hanya menyerahkan nasib sepenuhnya pada Sang Pencipta. Saban hari, dia berdoa dan beribadah meminta keberkahan umur dari Tuhan.
“Semoga saya sehat terus. Semoga pula pemerintah membantu (perbaiki) rumah, agar nyaman ditempati, tidak bocor lagi,” harapnya.
Akan dibantu tahun 2020
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.