Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Guru SMK yang 6 Tahun Pakai Mobil Pikap Esemka Bima

Kompas.com - 10/09/2019, 17:21 WIB
Labib Zamani,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Dwi Budhi Martono (56), guru otomotif SMK Negeri 2 Surakarta sudah merasakan secara langsung ketangguhan mobil pikap Esemka Bima buatan anak bangsa.

Bahkan, mobil pikap Esemka Bima putih yang sudah dia gunakan selama 6 tahun untuk keperluan sehari-hari, sampai sekarang masih dalam kondisi baik.

"Kondisi mobil saat ini masih layak pakai. Walaupun itu (speedometer-nya) sudah sekitar 300.000 kilometer," ungkap Dwi saat ditemui di SMKN 2 Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Selasa (10/9/2019).

Baca juga: Ganjar Pranowo Ingin Esemka Jadi Mobil Dinas di Seluruh Pemprov Jateng

Dwi menyampaikan, mobil pikap Esemka Bima miliknya merupakan produk pertama PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka), sebelum diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Mobil tersebut dirakit oleh dirinya bersama 10 siswa di SMKN 2 Surakarta pada 2012.

Proses perakitan mobil menghabiskan biaya produksi sekitar Rp 50 juta.

"Mobil saya yang Esemka Bima ini 1.100 cc tahun 2012. Kemudian teruji dan terdokumentasi keluar BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) tahun 2013," ujar warga Jajar, Laweyan, Solo, Jawa Tengah tersebut.

Dwi sudah membawa mobil Esemka Bima berjelajah ke berbagai daerah di Indonesia.

Ke daerah timur, misalnya Malang, dan Banyuwangi. Kemudian daerah barat seperti Serang, Banten.

Presiden Joko Widodo menaiki salah satu produk mobil yang diluncurkan bersamaan dengan peresmian pabrik mobil Esemka milik PT Solo Manufaktur Kreasi, di Sambi-Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019) siang.ISTANA PRESIDEN/AGUS SUPARTO Presiden Joko Widodo menaiki salah satu produk mobil yang diluncurkan bersamaan dengan peresmian pabrik mobil Esemka milik PT Solo Manufaktur Kreasi, di Sambi-Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019) siang.

Dwi mengaku belum menemukan kendala apapun terhadap mobilnya.

Baik dari faktor mesin, suspensi, dan lain-lain, semua dalam kondisi prima.

"Sampai sekarang masih layak pakai. Masih nyaman. Tidak ada gangguan apa-apa. Paling hanya ganti ban," ujar Dwi.

Di samping berjelajah ke berbagai daerah, Dwi yang juga inisiator Esemka juga pernah menguji mobil Esemka Bima dengan beban muatan barang seberat 750 kilogram hingga 1 ton.

"Saya coba untuk membawa pupuk kompos dari Tasikmadu, Karanganyar ke Selo, Boyolali kuat dengan beban 450 sampai 500 kilogram," tandasnya.

Baca juga: Video Eksklusif Test Drive Mobil Esemka Usai Diresmikan Jokowi

Untuk menjaga kondisi tetap baik, Dwi selalu mempercayakan perawatan mobil pikap Esemka Bima miliknya kepada para siswa SMKN 2 Surakarta.

"Perawatan sebetulnya standar, sama dengan mobil-mobil yang lain. Jadi tidak ada yang istimewa," kata Dwi.

Dwi mengakui kualitas produksi mobil pikap Esemka Bima sekarang jauh lebih baik dibanding sebelumnya.

Sebab, kualitas kontrol material suku cadang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri jauh lebih baik.

"Proses perakitan mobil dilakukan oleh tenaga-tenaga terlatih," kata Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com