Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burung Kolibri, Penyambung Rantai Kehidupan di Bangka Belitung, Terancam Punah

Kompas.com - 10/09/2019, 15:17 WIB
Heru Dahnur ,
Khairina

Tim Redaksi

 

BANGKA, KOMPAS.com-Spesies burung kolibri (Trochilidae) di Kepulauan Bangka Belitung terancam punah disebabkan maraknya perburuan liar.

Burung mungil dengan warna bulu warna-warni itu perlu untuk dilindungi karena bagian dari rantai ekosistem tumbuhan.

"Kolibri ini disebut juga burung madu. Burung ini membantu penyerbukan atau proses fertilisasi tanaman," kata Kepala Resor Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kepulauan Bangka Belitung, Yusmono saat berbincang dengan Kompas.com di Pangkal Pinang, Selasa (11/9/2019).

Baca juga: Setiap Hari, 3.250 Ekor Burung Liar di Sumatera Berkurang Akibat Perburuan Ilegal

Dia menuturkan, kolibri menjadi amat penting dalam menyokong rantai kehidupan karena beberapa jenis tanaman tidak bisa melakukan pembuahan tanpa dibantu spesies lain.

Salah satunya, bantuan tersebut datang dari kolibri.

"Saat kolibri hinggap di salah satu kuntum bunga, maka serbuk bunga akan terbawa di paruh dan badannya, kemudian berpindah ke bunga yang lain sehingga terjadi pembuahan," kata Yusmono.

Kekhawatiran Yusmono akan kolibri yang di ambang kepunahan memang beralasan. Perburuan liar marak terjadi.

Akhir pekan lalu misalnya. BKSDA bekerja sama dengan petugas karantina menemukan 1.025 kolibri dalam sangkar yang hendak dikirim ke Jakarta.

Petugas kemudian menyita ribuan burung tersebut dan melepasliarkannya di Hutan Lindung Mapur, Desa Deniang, Kabupaten Bangka.

Baca juga: Murai Batu, Burung Penyanyi Paling Populer di Asia Terancam Punah

Selain kolibri, juga ditemukan 60 ekor burung perbak yang ditahan dan kemudian dilepasliarkan.

Burung perbak juga dianggap penting dalam ekosistem karena memangsa serangga dan ulat, sehingga membantu mengurangi serangan hama para petani.

Populasi kolibri maupun erbak terancam tidak hanya karena aksi perburuan, tapi juga karena aktivitas pembukaan lahan hutan menjadi industri dan kebutuhan pembangunan lainnya.

Tingginya permintaan

Maraknya perburuan kolibri maupun perbak tak bisa dilepaskan dari tingginya permintaan.

Sesuai hukum pasar, kata Yusmono, banyaknya permintaan telah memicu perburuan liar di kalangan masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com