Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bupati Mamberamo Tengah Papua Saat Puluhan Mahasiswanya Memilih Pulang Kampung

Kompas.com - 10/09/2019, 08:17 WIB
Dhias Suwandi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Ratusan mahasiswa asal Papua berduyun-duyun pulang kampung dan meninggalkan daerah tempat mereka berkuliah sebelumnya.

Dari data terakhir yang disebut Menkopolhukam Wiranto, sudah sekitar 830 mahasiswa Papua kembali ke tempat asalnya.

Dari total tersebut, tidak semua mahasiswa kuliah dengan biaya dari Pemerintah Provinsi Papua, tetapi sebagian bersekolah dengan bea siswa dari pemerintah kabupaten/kota di Papua.

Merespon hal tersebut, Bupati Mamberamo Tengah Ham Pagawak mengakui sudah sekitar 60 mahasiswa asal daerahnya yang kembali ke Papua, sementara sebagian lainnya sudah meminta untuk dipulangkan.

Baca juga: Duduk Perkara Ratusan Mahasiswa Papua Pilih Pulang Kampung, Berawal dari Maklumat...

Ham Pagawak menegaskan, pihaknya akan menyanggupi memfasilitasi bila mahasiswa yang terlanjur pulang kampung tersebut bersedia kembali ke kota tempat dia menempuh studi.

"Kalau mahasiswa yang bersangkutan mau kembali, pemerintah siap fasilitasi," ujarnya di Jayapura, Selasa (10/9/2019).

Pulang atas kemauan sendiri

Ham mengatakan, meski Kapolri dan Panglima TNI meminta para bupati untuk tidak memulangkan mahasiswanya, ternyata para mahasiswa tersebut memilih pulang atas kemauan sendiri, atau atas biaya dari orangtuanya masing-masing.

Bahkan untuk mahasiswa dari Mamberamo Tengah yang kini masih berada di kota studinya, Ham mengaku sudah ada desakan dari para orang tua untuk segera memulangkan mereka.

"Sekarang para orang tua desak kami pemerintah karena jujur saja mereka merasa tidak nyaman," kata Ham.

Baca juga: Kapolda Sebut Ada 700 Mahasiswa Papua Pilih Pulang Kampung

Saat ini, mahasiswa asal Mamberamo Tengah yang pulang kampung, rata-rata ada di kota Jayapura.

Sebagian ada yang langsung tinggal dengan orangtuanya dan ada yang di asrama.

Ham mengaku hingga kini ia kesulitan berkomunikasi dengan para mahasiswa tersebut, namun ia sudah mendengar apa yang sebenarnya mereka inginkan.

"Kita agak sulit, mereka masih trauma dan tuntutan mereka sekarang kenapa oknum TNI yang teriak kata-kata rasis itu tidak diproses," katanya.

Lukas Enembe hingga pihak Uncen kaget

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku kaget karena sebelumnya Panglima TNI dan Kapolri telah memberikan jaminan keamanan bagi mahasiswa dan pelajar asal Papua yang menempuh pendidikan di luar Papua.

"Memang sudah ada imbauan dari kami, saya arahkan waktu itu, kalau di NKRI tidak aman, kami pulangkan. Tapi ini aman, kenapa pulang, untuk apa?" tutur Lukas.

Kemudian, Rektor Universitas Cendrawasih (Uncen) Apolo Safanpo menyampaikan tidak mudah memindahkan ratusan mahasiswa ke kampus-kampus yang ada di Papua karena ada beberapa hal yang harus dipenuhi.

"Di sini belum tentu juga mereka bisa diterima, pertama karena daya tampung perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Tanah Papua itu sangat terbatas. Hal ini bisa dibuktikan di Uncen pada 2019 ada 12.800 calon mahasiswa yang melamar dan mengikuti tes dan seleksi, yang bisa kita tampung itu hanya 6.000 saja, walau daya tampung kami hanya 4.000," tuturnya.

Karenanya ia meminta semua pihak untuk duduk bersama dan mencarikan solusi terbaik untuk para mahasiswa.

Baca juga: Pesawat Hercules Siap Angkut Mahasiswa Papua dan Papua Barat yang Pulang Kampung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com