Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas Medis Perawat Kusta, Awalnya Kaget hingga Akhirnya Terbiasa

Kompas.com - 10/09/2019, 06:56 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Rasa kaget dirasakan Ferry Handayani saat pertama kali diberi tugas menangani para penderita kusta di Puskesmas Mayangan Kabupaten Jombang, Jawa Timur. 

Kala itu, merupakan masa awal dirinya diterima sebagai tenaga kesehatan.

Pengakuan Ferry terungkap saat ditemui Kompas.com di tempat tugasnya di Puskesmas Mayangan, Senin (9/9/2019). 

Menurut Ferry, dia memulai program pencegahan dan pemberantasan kusta mulai tahun 2008.

Meski Ferry adalah lulusan sekolah kesehatan, saat itu dia merasa belum siap untuk menangani penderita kusta.

"Awal sih kaget ya, kok saya (yang diberi tugas). Ada perasaan gimana gitu. Tapi ya karena tugas, saya terima dan saya jalani," katanya, Senin (9/9/2019).

Stigma negatif kusta adalah kutukan

Ferry menjelaskan, rasa kaget dia rasakan karena saat itu belum memahami betul soal kusta. Apalagi saat itu, stigma negatif terhadap kusta dan penderitanya masih cukup kental.

Stigma negatif dan anggapan bahwa kusta adalah penyakit kutukan atau penyakit turunan yang tidak bisa disembuhkan, membuat Ferry merasakan pekerjaannya lebih rumit.

"Ada rasa bimbang, soalnya kan penderita kusta itu rata-rata menutup diri, tidak mau terbuka, malu, dan lain sebagainya. Tapi itu sih dulu, waktu masih awal-awal, kalau sekarang sudah biasa," tutur Ferry.

Menurut dia, munculnya stigma negatif terhadap penderita kusta serta anggapan bahwa kusta adalah kutukan, faktor utamanya adalah kurangnya pemahaman.

Fakta medis, jelas Ferry, kusta adalah penyakit akibat bakteri. Jika diobati, penyakit itu bisa sembuh dan tidak menular.

Baca juga: Bukan Kutukan, Penyakit Kusta Diberantas dengan Gelang Permata

Memang, lanjut dia, keluarga dekat yang sering berinteraksi menjadi kelompok rentan tertular kusta. Namun, kusta bukanlah jenis penyakit yang mudah menular.

"Itu yang terus menerus kita sosialisasikan ke masyarakat, supaya masyarakat makin terbuka dan yang terkena kusta tidak menutup diri. Target kita mereka mau diobati agar sembuh dan tidak menular," beber Ferry.

Perjalanan Ferry mengelola program pencegahan dan pemberantasan kusta di wilayah kerja Puskesmas Mayangan, membuatnya makin memahami soal kusta.

Lakukan pencegahan dengan program Gelang Permata

Para penderita kusta di wilayah Puskesmas Mayangan Kabupaten Jombang Jawa Timur, melakukan proses perawatan secara mandiri, saat pertemuan Gelang Permata yang dilaksanakan rutin setiap bulan.DOK. PUSKESMAS MAYANGAN Para penderita kusta di wilayah Puskesmas Mayangan Kabupaten Jombang Jawa Timur, melakukan proses perawatan secara mandiri, saat pertemuan Gelang Permata yang dilaksanakan rutin setiap bulan.
Bersama tim dari Puskesmas Mayangan dan kader-kader yang tersebar di desa, dia pun melakukan sejumlah upaya untuk melakukan pendeteksian, pencegahan hingga penanganan kusta di desa-desa di wilayah kerjanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com