Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Kutukan, Penyakit Kusta Diberantas dengan "Gelang Permata"

Kompas.com - 09/09/2019, 21:48 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Kusta bukan penyakit kutukan. Kusta juga bukan penyakit turunan yang tidak bisa disembuhkan.

Kusta merupakan jenis penyakit menular, namun penularannya tidak mudah. Jika bisa terdeteksi lebih dini lalu diobati, penderita kusta bisa sembuh.

Demikian di antara pesan-pesan yang hampir selalu disampaikan para petugas medis di Puskesmas Jogoloyo kepada masyarakat, dalam upayanya mengeliminisi kusta di wilayah kerjanya.

Pesan-pesan itu disampaikan kepada masyarakat, para penderita kusta dan keluarganya, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Jogoloyo.

Baca juga: Perjuangan Hidup Abdul Wahab, Tak Patah karena Kusta

Agik Prasetyo, penanggung jawab program Pencegahan dan Pemberantasan (P2) kusta di Puskesmas Jogoloyo mengungkapkan, selama 8 tahun menangani program pencegahan dan pemberantasan kusta, ada perubahan pola pikir dan persepsi masyarakat terhadap kusta.

Dulu, kata Agik, sebagian masyarakat beranggapan bahwa kusta adalah penyakit kutukan dan tidak bisa disembuhkan. Stigma negatif membuat para penderita kusta memilih menyembunyikan diri.

"Tapi kalau sekarang, orang-orang yang positif terkena kusta maupun keluarganya sudah mulai terbuka," jelas dia saat ditemui Kompas.com, Senin (9/9/2019).

Wilayah kerja Puskesmas Jogoloyo meliputi desa-desa di Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Pada tahun 2011, wilayah Kecamatan Sumobito sempat dinyatakan sebagai daerah endemik kusta.

"Dulu saat masih awal-awal menangani ini, jumlahnya (pasien) kusta cukup banyak, rata-rata 9 setiap tahun," ungkap Agik.

Disebutkan, kasus penderita kusta ditemukan sebanyak 9 orang pada tahun 2011; 8 kasus pada 2012 dan; 6 kasus pada 2013.

Baca juga: 4 Mitos Kusta yang Salah Kaprah, Jangan Lagi Dipercaya

Lalu pada tahun 2014, ada 8 kasus, tahun 2015 ada 4 kasus, serta tahun 2016 sebanyak 4 kasus.

Dalam 3 tahun terakhir, kata Agik, tren penemuan kasus kusta terus menurun. Pada tahun 2017 ada 3 kasus, lalu pada tahun 2018 ada 2 kasus.

Kasus kusta, jelas dia, ditemukan lewat dua metode pendekatan, yakni deteksi dini ke masyarakat serta observasi saat pasien berkunjung ke puskesmas.

"Untuk tahun ini, sampai dengan sekarang ada 1 kasus yang kita temukan. Kita temukan dari kunjungan pasien ke Puskesmas Jogoloyo," ujar dia saat ditemui di tempat tugasnya.

Kepala Puskesmas Jogoloyo, Rizkie Koerniawati menjelaskan, untuk melakukan pendeteksian, pencegahan hingga penanganan kusta, pihaknya menerjunkan tim khusus. Mereka dibantu kader pencegahan dan pemberantasan kusta yang tersebar di desa-desa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com