Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Keinginan Lailatul, Anak Tukang Becak, Usai Raih Doktor di Usia 27 Tahun

Kompas.com - 09/09/2019, 19:11 WIB
Taufiqurrahman,
Khairina

Tim Redaksi

 

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Delapan tahun terasa singkat bagi Lailatul Qomariyah (27) doktor muda yang baru menyelesaikan sidang terbuka disertasinya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Memulai pendidikan S1 sejak pertengahan tahun 2011, dan menamatkan S3 tahun ini, banyak menyisakan kenangan bagi anak sulung pasangan suami istri Saningrat (43) dan isterinya Rusmiati (40) ini.

Laila, sapaan akrabnya, ingin mengabdi dan mengamalkan ilmunya di kampus yang dicintainya.

Baca juga: Ini Prestasi Lailatul, Anak Tukang Becak yang Raih Gelar Doktor di Usia 27 Tahun

Berat baginya untuk meninggalkan orang-orang baik yang sudah membantu dirinya hingga meraih pendidikan tertinggi, seperti para dosen, karyawan dan pembimbing, serta promotor program S3-nya.

Laila diminta oleh para dosennya untuk tetap bertahan di ITS. Selain atas permintaan itu, sejak awal kuliah, semua penelitian dilakukan di ITS.

Dengan demikian, Laboratorium Fakultas Teknologi Industri, menjadi tempat yang nyaman untuk terus berinovasi.

"Aku sudah menemukan semacam chemistry di ITS. Jadi meskipun banyak tawaran dari luar, saya berat meninggalkan ITS," kata Laila saat dihubungi Kompas.com, Senin (9/9/2019).

Perempuan kelahiran Pamekasan, 16 Agustus 1992 ini mengaku, sudah ada tawaran untuk kembali lagi ke Jepang dalam rangka melakukan penelitian, seperti yang dilakukannya pada tahun 2017-2018 lalu.

Namun, karena jarak yang menghalanginya sehingga tawaran itu ditolaknya.

"Kalau saya mau, tawaran dari Jepang sudah ada. Tapi saya masih ingin dekat dengan orang tua dan di ITS fasilitas untuk melakukan penelitian masih sangat memadai," kata alumni SMAN 1 Pamekasan ini.

Baca juga: Saningrat, Tukang Becak yang Anaknya Raih Gelar Doktor, Sempat Dicibir karena Miskin

Sebagai orang tua, Saningrat ingin agar Laila berpikir untuk segera membangun rumah tangga.

Mengingat, Laila sudah berada di puncak pendidikan, yang dianggap sulit dicapai oleh orang yang hanya berlatar belakang anak tukang becak dan buruh tani.

"Kalau saya ingin Laila bisa segera berumah tangga setelah wisuda nanti. Tapi saya tidak ingin memaksa kapan harus menikah," ungkap Saningrat, ayah Laila.

Pertanyaan kapan menikah, sering dialamatkan kepada Laila. Pertanyaan itu datang dari kerabatnya, teman-temannya. Namun Laila enggan untuk menjawabnya.

"Kalau bapak dan ibu tidak pernah bertanya kapan menikah. Justru orang lain yang banyak bertanya," terang Laila.

Syarifah, saudara kandung ayah Laila berharap, agar setelah wisuda S3 pada tanggal 15 September 2019 mendatang, Laila diberi kemudahan untuk menempuh hidup baru di luar dunia pendidikan.

"Adik sepupu Laila di Pamekasan sudah kawin. Semoga Laila segera menyusul agar saya bisa cepat gendong cucu lagi," ungkap Syarifah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com