Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta 9 Nelayan Manado Hilang di Samudera Pasifik, Selamat dan Dievakuasi ke Jepang

Kompas.com - 09/09/2019, 17:31 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.copm - KM Aleluya dilaporkan mati mesin dan hilang kontak pada Sabtu, 27 Juli 2019. Posisi kapal terakhir kali diketahui di perairan Sulawesi Utara.

Selama 2 minggu Basarnas melakukan pencarian. Saat itu kondisi cuaca kurang baik dan pencarian dilakukan ke arah Samudera Pasifik.

Setelah 2 minggu pencarian, operasi pun dihentikan. Namun Basarnas melakukan pencarian dengan menyebarkan informasi ke kapal-kapal asing yang melewati area Laut Pasifik.

Baca juga: Hilang di Samudera Pasifik Sejak 27 Juli, 9 Nelayan Manado Akhirnya Pulang

 

Dievakusi ke Jepang

Pada tanggal 14 Agustus 2019, Basarnas menerima email dari Kapal Kinseimaru yang menyelamatkan nahkoda KM Aleluya Rahmat Bakus.

Sang kapten kemudian dievakuasi ke Pelabuhan Naha Okinawa, Jepang.

Sehari setelah penyelamatan sang nahkoda, tepatnya 15 Agustus 2019, Basarnas mendapatkan informasi dari RCC Guam bahwa seluruh ABK ditemukan dalam kondisi selamat.

Baca juga: Misteri Hilangnya MV Nur Allya Diselidiki KNKT, Black Box Kapal Dicari

Sementara itu KM Aleluya ditarik oleh US Coast Guard yang sedang melakukan patrol dan selanjutnya dievakuasi ke wilayah Republik Palalu.

Palau adalah sebuah negera kepulauan yang berada di Samudera Pasifik yang berjarak 500 kilometer sebelah timur wilayah Provinsi Sulawesi Utara.

"Kami turut mengapresiasi seluruh yang terlibat khususnya KBRI di Palau dan di Jepang yang membantu pemulangan kedelapan korban KM Aleluya dan pihak terkait lain yang membantu dari proses pencarian hingga pemulangan para korban KM Aleluya dapat membuahkan hasil yang baik," kata Kepala Basarnas Manado Gede Darmada.

Baca juga: Pencarian Korban KM Santika Nusantara Dihentikan, Ini Penjelasan Basarnas

 

Urusi berkas kepulangan

Delapan ABK KM Aleluya saat tiba di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado, Minggu (8/9/2019) pukul 12.08 Wita. Para ABK didampingi pihak Kemenlu RI.KOMPAS.com/SKIVO MARCELINO MANDEY Delapan ABK KM Aleluya saat tiba di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado, Minggu (8/9/2019) pukul 12.08 Wita. Para ABK didampingi pihak Kemenlu RI.
Walaupun telah ditemukan sejak pertengahan Agustus 2019 lalu, sembilan ABK KM Aleluya baru dipulangkan pada Minggu (8/9/2019).

Menurut Yudi dari pihak Kemenlu, pihaknya harus memproses berkas-berkas untuk persyaratan pemulangan para ABK.

"Jadi, kita harap dengan kedatangan sembilan korban ini nelayan terakhir yang dari Sulawesi Utara yang hanyut. Kami akan mengurus semua warga Indonesia yang berada di luar negeri yang mengalami masalah dari pengurusan berkas-berkas dan pemulangan," ujar Yudi.

Masing-masing ABK bernama Rahmat Bakus, Elieser Manoka, Musmal Wabiang, Lesianus Baghiu, Alfi Frans, Rizky Rahim, Jufri Lalele, Jon Alpretson Manuahe, dan Rival Frans.

Baca juga: Dikira Magang, 3 Siswa SMK Dijual Calo ke Perusahaan Kapal hingga Hilang 9 Tahun

Mereka adalah warga Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Para ABK tiba di Bandar Udara Internasional Sam RAtulangi, Manado, Minggu (8/9/2019) sekitar pukul 12.07 Wita. Mereka dijemput oleh istri, anak, dan keluarga serta tim Basarnas Manado.

Saat di bandara, ada penandatanganan berkas penyerahan dari Kemenlu ke Basarnas dan ke keluarga korban untuk menandakan bahwa para ABK selamat pulang ke keluarga.

SUMBER: KOMPAS.com (Skivo Marcelino Mandey)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com