Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Sejarah Bentoel di Malang Dijual, Wali Kota Prihatin

Kompas.com - 09/09/2019, 15:24 WIB
Andi Hartik,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Museum Sejarah Bentoel yang ada di Jalan Wiromargo nomor 32, Kota Malang, dijual.

Sebuah banner bertuliskan "dijual" tertempel di gedung museum yang sudah tutup itu.

Papan nama dengan tulisan Museum Sejarah Bentoel yang ada di taman komplek museum itu juga sudah dilepas.

Patung perunggu pendiri Bentoel, Ong Hok Liong, yang ada di pojok depan museum sudah tidak terlihat. Tiga pintu museum tertutup rapat.

Romi Prasetya, salah seorang satpam di Museum Sejarah Bentoel mengatakan, museum itu sudah tutup sejak sebulan yang lalu saat pemiliknya memutuskan untuk menjual.

"Sudah ditutup sejak satu bulan yang lalu," katanya, Senin (9/9/2019).

Baca juga: Polemik Pengelolaan Museum Sejarah Kota Bandung

Romi mengatakan, pemilik hanya menjual lahan dan bangunan. Sedangkan koleksi museum yang menjadi sejarah perjalanan Bentoel Group sebagai perusahaan rokok dipindahkan ke gedung milik Bentoel yang lain.

"Koleksinya ditarik lagi ke wisma. Wisma Dieng, Wisma Araya yang punya Bentoel," katanya.

Banyak wisatawan yang pulang kembali saat melihat museum itu telah tutup.

"Awal bulan lalu masih banyak wisatawan, tapi balik kanan karena tutup," katanya.

Museum Sejarah Bentoel sudah lekat di ingatan warga Kota Malang.

Museum itu berisi koleksi yang menceritakan perkembangan industri rokok Bentoel yang didirikan oleh Ong Hok Liong sejak awal tahun 1900-an.

Wali Kota Malang Sutiaji prihatin dan menyayangkan penutupan museum itu.

Sutiaji mengatakan, Museum Sejarah Bentoel merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kota Malang yang sedang mengembangkan wisata heritage (warisan budaya).

"Ini saya barusan dapat informasi. Karena Malang menjadi heritage destination nanti kami coba dan kami akan berkoordinasi dengan dewan, kalau bisa memang jangan dijual. Kalau terpaksa dijual, pemerintah kota berkeinginan untuk melestarikan itu," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com