Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Terpencil yang Merana karena Kemarau: Mandi Dua Hari Sekali karena Krisis Air

Kompas.com - 09/09/2019, 13:02 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com — Bulan September diprediksi menjadi puncak krisis air akibat kemarau yang berkepanjangan di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. 

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, krisis air yang melanda sejumlah desa sejak Juni lalu berangsur meluas.

Awal September ini tercatat sudah ada 105 desa dari 15 Kecamatan yang mengalami kekeringan hingga meminta bantuan dropping air kepada pemerintah.

"Hingga awal September, kami sudah drop air bersih mencapai 892 tangki atau 3.891.000 liter. Kemarau kali ini lebih parah ketimbang tahun-tahun sebelumnya," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Grobogan Endang Sulistyoningsih kepada Kompas.com, Minggu (8/9/2019).

Dijelaskannya, merujuk dari perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kemarau tahun ini akan tembus hingga November.

"Semua pihak diharapkan ikut peduli untuk memberikan bantuan drop air bersih mengingat banyaknya desa yang terkena imbas kemarau," katanya.

Baca juga: Krisis Air Bersih, Warga Serpong Minta Bantuan Penambahan Toren

Alami krisis air bersih saban tahun

Dusun Sanggrak, Desa Jambangan, Kecamatan Geyer, adalah salah satu desa di Kabupaten Grobogan yang mengalami krisis air terparah setiap kemarau.

Sumur tadah hujan serta sungai setempat yang menjadi andalan warga sudah perlahan mengering sejak dua bulan lalu. 

Selama berbulan-bulan kekeringan, warga lebih memilih berburu air dengan menciptakan "belik" di sungai yang telah mengering.

Belik adalah lubang-lubang yang digali di dasar sungai untuk mencari sumber air. Selain itu, warga juga mencari sumber mata air di tengah kawasan hutan.

Perdusunan yang dihuni sekitar 500 KK ini berlokasi terpencil dengan menembus kawasan hutan.

Jalan menuju permukiman ini kurang memadai, sebagian jalan masih berupa tanah dan bebatuan.

Baca juga: 18 Kecamatan di Cianjur Krisis Air Bersih, BPBD Tetapkan Status Siaga Darurat Kekeringan

 

Bisa ditempuh perjalanan darat sekitar 1,5 jam dari Kota Purwodadi, Grobogan. Selama ini, Dusun Sanggrak memang tidak terakses pasokan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Pun demikian tak tersentuh oleh Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).

Drop Air Minggu (8/9/2019) sore cukup menjadi angin segar bagi ratusan warga Dusun Sanggrak yang mayoritas bekerja sebagai petani dan buruh bangunan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com