Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkitkan Kuliner Tradisional Sar Londo, Warga Magetan Berebut 4.000 Jenang

Kompas.com - 09/09/2019, 12:28 WIB
Sukoco,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com  - Ribuan warga Kabupaten Magetan Jawa Timur berebut 7 jenis jenang yang dibagikan gratis kepada pengunjung Sar Londo di Desa Candi Rejo.

Mbah Sikem (75) warga Desa Candi Rejo yang ikut mengantri mengaku dulu di jalan depan Sar Londo merupakan pasar yang menjajakan jajanan jenang seperti yang dibagikan saat ini setiap malam Jumat Pon.

Sayangnya, mbah Sikem kehabisan jenang candi, sejenis jenang dodol, saat mengantri.

“Ini dapatnya jenang sumsum saja, jenang candinya habis. Dulu memang pasar jenang disini,” ujarnya Minggu (08/09/2019).

Baca juga: Lama Tak Masuk Sekolah karena Sakit, Siswa di Magetan Buat Surat Pengunduran Diri

Bupati Magetan Suprawoto yang turut hadir dalam festival jenang candi juga mengaku jika lokasi Sar Londo memang menjadi pasar jajanan tradisional sejak lama.

Ia sendiri mengaku pernah indekos di depan lapangan Candi Rejo yang dijadikan lokasi Sar Londo pada tahun 1970-an. 

“Jaman dahulu jualnya malam hari, jadi untuk penerangannya menggunakan senthir (lampu minyak tanah),” katanya.

Jajanan jenang yang mulai langka

Sementra kepala Desa Candi Rejo Muh Soleh mengaku melalaui festival jenang candi diharapkan mampu menggeliatkan jajanan tradisional yang sat ini mulai langka.

Dalam festifal jenang candi panita menyediakan 7 jenis jenang dan disediakan sebanyak 4.444 bungkus jenang untuk dibagikan kepada pengunjung.

“Harapannya dengan festival jenang candi ini kuliner yang dulu dijajakan di Sar Londo itu bisa kembali didapatkan warga di sini. Di Sar Londo ini kami menjajakan kuliner tradisional yang bebas dari bahan pengawet setap haris sabtu dan Minggu,” ujarnya.

Baca juga: Pemda Magetan Diminta Dampingi Angga yang Hadapi Pilihan Amputasi atau Kemoterapi

Muh Soleh menambahkan, Sar Londo sebenarnya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Pasar tersebut buka setiap Jumat Pon.

Di pasar itu dijajakan berbagai jenis makanan yang enak pada zaman tersebut. Pada saat itu kebanyakan pengunjung adalah orang orang Belanda.

“Makanya disebut Pasar Londo, lalu disingkat Sar Londo. Dengan konsep pasar jaman dahulu pihak desa menghadirkan wisata kuliner tradisional yang bebas bahan pengawet melalaui Sar Londo,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com