Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tragis Rozian, Santri yang Tewas Ditusuk Saat Menunggu Ibunya...

Kompas.com - 08/09/2019, 09:10 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

Pondok Pesantren Husnul Khotimah Berduka

Kepala Divisi Humas Pondok Pesantren Husnul Khatimah Kabupaten Kuningan, Sanwani menyampaikan, keluarga besar pondok pesantren menggungkapkan rasa bela sungkawa mendalam atas kejadian tersebut.

Ibu serta sejumlah pihak dari keluarga besar Pondok Pesantren Husnul Khotimah mendoakan jenazah almarhum Rozian, santri yang ditusuk hingga meninggal dunia di Kota Cirebon, Jumat malam (7/9/2019).Dokumentasi Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan Jawa Barat Ibu serta sejumlah pihak dari keluarga besar Pondok Pesantren Husnul Khotimah mendoakan jenazah almarhum Rozian, santri yang ditusuk hingga meninggal dunia di Kota Cirebon, Jumat malam (7/9/2019).
Mereka juga mendoakan agar MR berpulang dengan husnul khatimah.

“Insya Allah mati syahid. Sebab Rasulullah bersabda: barangsiapa keluar dari rumahnya dalam rangka mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah. HR Turmudzi. Ananda MR sedang menuntut ilmu di HK (Husnul Khatimah)," kata Sanwani kepada Kompas.com melalui sambungan selular.

Jenazah Rozian tiba di Pondok Pesantren Husnul Khotimah pada pukul 03.00 WIB Sabtu dini hari.

Seluruh santri menyambut kedatangannya dengan penuh duka. Mereka juga turut mensalatkan Rozian.

Baca juga: Sembunyikan Narkoba di Tabung Kompresor, Kurir Dikendalikan Napi Lapas Cirebon

Selama sekitar lima hingga enam tahun di pondok pesantren, Rozian dikenal sebagai santri yang penuh berprestasi. Dia duduk di bangku kelas XII IPA, dan menonjol di bidang seni design grafis.

Salah satu hasil karyanya adalah saat mengikuti Event Ajang Remaja Berprestasi, Even tahunan tingkat nasional dengan panitia organisasi santri Husnul Khotimah.

"Sejak dari MTs (Madrasah Tsanawiyah setingkat SMP) di Husnul Khotimah. Anaknya patuh dan nurut banget. Dia selalu berangkat sekolah paling awal," tambah Sanwani.

Sanwani pun berharap kejadian ini dapat menjadi pelajaran penting bagi pemerintah daerah setempat.

Pemerintah perlu meningkatkan kembali tingkat keamanan dan kenyamanan agar tidak ada lagi korban berikutnya.

"Pelajaran buat pemerintah daerah untuk menjaga keamanan wilayahnya sebab tugas pemerintah daerah adalah menjaga keamanan dan kenyamanan warganya," kata Sanwani.

 

Kompas TV Memperingati 15 tahun kematian aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Advokasi Kasus Munir berkumpul. Mereka berkumpul untuk membacakan sebuah dokumen yang dipercaya sebagai dokumen temuan tim pencari fakta. Peringatan kematian Munir diperingati di Bilangan, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Terlihat hadir keluarga mendiang Munir baik istri maupun kedua anak Munir. Istri mendiang Munir, Suciwati menyayangkan tidak adanya keinginan pemerintah untuk mengusut tuntas kasus kematian suaminya. Ia pun berencana untuk terus mencari celah hukum demi menuntut keadilan dari kematian suaminya yang penuh misteri. Sementara Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau Kontras meminta Presiden Jokowi untuk membuka dokumen hasil Tim Pencari Fakta Kasus Munir. #Munir #Kontras
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com