Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

K9 Deteksi Satwa: Ketika Anjing Menyelamatkan Sesamanya...

Kompas.com - 07/09/2019, 16:45 WIB
Tri Purna Jaya,
Farid Assifa

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.comSeekor Hungarian Pointer (Vizla) berwarna hitam bergerak mendekati roda depan sebelah kanan sebuah minivan. Moncongnya mengendus. Seakan menemukan sesuatu, ia menyalak.

Secara penampilan, Vizla memang tidak meyakinkan. Badannya tidak besar dan wajahnya yang terlalu humble.

Namun, anjing jenis pointer ini bisa diandalkan dalam kemampuan melacak. Tubuhnya yang ramping dan panjang memberikan kemampuan bermanuver dan mengubah arah dengan cepat. Moncongnya panjang dan luas dengan daya endus mengagumkan.

Keunggulan-keunggulan itu memang kemampuan natural anjing Vizla tersebut, yang pada zaman dahulu menjadi pemandu dalam berburu.

Oleh situs Dogtime.com, anjing Vizla mendapat bintang lima pada kemampuan, intelejensi, sensivitas, dan mudah dilatih.

Anjing berbadan singset itu adalah anjing pelacak (K9) milik Wildlife Kalianda, sebuah instalasi K9 yang dikembangkan Sumatera Wildlife Conservation (SWC), Jakarta Animal Aid Network (JAAN), dan Wildlife Conservation Society (WCS) di Lampung Selatan.

Total, ada enam anjing pelacak yang didatangkan langsung dari Belanda, yakni Hungarian Pointer, Belgian Labrador, dan Cockerspringer spaniel, masing-masing jenis dua ekor.

Direktur JAAN, Benvika mengatakan, keenam anjing pelacak ini adalah khusus untuk mendeteksi satwa liar dan langka yang kerap diselundupkan dari Sumatera melalui jalur Pelabuhan Bakauheni.

Kapolda Lampung melihat salah satu anjing pendeteksi satwa liar di Wildlife Kalianda, Jumat (6/9/2019). Anjing pendeteksi kini digunakan di Pelabuhan Bakauheni untuk mencegah penyelundupan satwa liar dari dan ke Sumatra.KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA Kapolda Lampung melihat salah satu anjing pendeteksi satwa liar di Wildlife Kalianda, Jumat (6/9/2019). Anjing pendeteksi kini digunakan di Pelabuhan Bakauheni untuk mencegah penyelundupan satwa liar dari dan ke Sumatra.

 

Anjing pendeteksi satwa liar ini adalah anjing pertama di Asia Tenggara yang dilatih untuk mendeteksi satwa liar yang diselundupkan.

Anjing pelacak ini telah dilatih sejak September 2017 di Scent Imprint for Dogs Centre di Belanda. Pelatihan dilakukan dengan bantuan contoh spesies satwa liar Indonesia yang berbeda dari tiga kebun binatang di Belanda,” katanya usai demonstrasi di depan Kapolda Lampung Inspektur Jenderal (Irjen) Purwadi Arianto, Jumat (6/9/2019).

Benvika mengatakan, penyelundupan satwa liar di Indonesia masih cukup tinggi, bahkan menempati urutan kedua setelah narkoba. Penyelundupan satwa liar ini dilakukan dengan berbagai modus.

Dari beberapa kali pengungkapan kasus, jenis satwa liar yang diselundupkan melalui Pelabuhan Bakauheni tidak hanya jenis primata saja. Melainkan juga bayi beruang, bayi orangutan, bayi owa, kukang, reptil, burung dan banyak spesies satwa liar lainnya.

“Penggunaan anjing pelacak sangat bermanfaat bagi pencegahan upaya penyelundupan satwa liar, baik di daerah pelabuhan dan bandar udara. Oleh karena itu, adanya program Anjing pendeteksi satwa liar ini adalah guna mendukung upaya pemerintah dan membantu pihak berwenang baik Kepolisian, Karantina, Beacukai, BKSDA maupun instansi terkait lainnya dalam menekan dan menghentikan perdagangan ilegal satwa liar,” jelasnya.

Kapolda Lampung Irjen Purwadi Arianto membenarkan, jalur penyeberangan Selat Sunda memang jalur favorit para penyelundup dari Sumatra ataupun luar negeri melalui Sumatra ke arah Jawa. Karena itu, Pelabuhan Bakauheni menjadi spot andalan untuk membongkar penyelundupan satwa liar itu.

“Keberadaan instalasi K9 deteksi satwa ini akan bisa membantu kita untuk mencegah adanya upaya penyelundupan satwa dilindungi yang melalui jalur penyeberangan Bakauheni ke depan. K9 ini juga menjadi langkah maju untuk penyelidikan terkait dengan aktivitas illegal animal trafficking,” kata dia.

Purwadi bahkan mengatakan, penyelundupan satwa liar adalah salah satu kejahatan besar selain narkotika dan terorisme. Sayangnya, masih banyak orang yang memelihara satwa langka.

Padahal undang-undang sudah dengan jelas dan terang melarang kepemilikan atau memelihara satwa langka. Bahkan, kecemasan akan kepunahan satwa langka ini juga menjadi fokus di tingkat dunia, bukan hanya Indonesia.

“Hampir 10 persen satwa liar ada di Indonesia. Maka, kita dituntut untuk menjaga satwa-satwa ini dari tangan orang yang tidak bertanggung jawab. Dunia pun memikirkan agar bagaimana satwa langka tidak sampai punah. Masih banyak satwa liar dan langka ditemukan untuk dijual,” kata Purwadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com