SUKABUMI, KOMPAS.com - Selain belum mendapatkan aliran listrik secara tetap, penghuni hunian sementara (huntara) yang merupakan penyintas bencana tanah bergerak di Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, masih kesulitan mendapatkan air bersih.
Hal tersebut terjadi karena daya listrik untuk menyedot air dari sumur tidak kuat.
Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menggunakan generator untuk menyedot dan menyalurkan air bersihnya.
Kesulitan air bersih yang dialami para penyintas ini masih terjadi meski semua bak penampung air diperbaiki.
Sebelumnya, ada satu bak air yang temboknya jebol setelah mendapat pasokan air dari mobil tangki berkapasitas 8.000 liter.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman membenarkan ada kesulitan untuk menyalurkan air bersih dari sarana air yang sudah disediakan, karena daya listrik tidak kuat.
"Sementara untuk penyaluran air bersih memanfaatkan mesin generator untuk menyedot air dari sumur," kata Eka kepada wartawan saat di lokasi huntara di Kampung Rawamenong, Nyalindung, Kamis (5/9/2019) kemarin.
Baca juga: Penghuni Huntara Penyintas Tanah Bergerak di Sukabumi Belum dapat Aliran Listrik
Sejumlah penyintas di huntara mengakui, hingga saat ini masih kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Untuk itu, warga di antaranya membeli air bersih galon untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari seperti minum dan memasak.
"Kalau untuk minum dan memasak beli air minum isi ulang per galon Rp 6.000. Kalau untuk mencuci piring dan mandi menunggu air ada di kamar mandi," ujar Yanti (37) saat berbincang dengan Kompas.com di Huntara Nyalindung.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan