Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2019, 21:55 WIB
Andi Hartik,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com – Jajaran Polres Batu menangkap dua pelaku penipuan seleksi CPNS.

Keduanya adalah Damako Siada (35) warga Junrejo, Kota Batu dan Moh Aris Slamet Waluyo (33) warga Sukun, Kota Malang.

Dalam aksinya, Damako yang menjadi pelaku utama menjanjikan korban lolos jadi PNS.

Damako mengaku mengenal orang dari kementerian yang dapat membantu meloloskan korban.

Untuk meyakinkan korban, Damako membuat suara palsu yang diperankannya sendiri. Tujuannya supaya korban percaya bahwa Damako telah menghubungkan korban melalui sambungan telpon dengan orang yang bisa membantu meloloskan korban.

Baca juga: Akhir Penipuan Perekrutan CPNS dengan Modus PNS Kemdikbud Gadungan...

 

Padahal, suara di dalam sambungan telpon itu adalah suara Damako yang dibuat-buat.

“Jadi tersangka ini bisa beralih suaranya bisa menjadi orang mengaku sebagai orang eselon dari Jakarta,” kata Wakapolres Batu, Kompol Zein Mawardi dalam rilis di Polres Batu, Kamis (5/9/2019).

Pelaku menggunakan dua model suara. Suara pertama dikatakannya sebagai Pak Budi dan suara kedua disebutnya sebagai Pak Rudi.

Sementara itu, aksi penipuan itu sudah berlangsung sejak tahun 2014. Saat itu, pelaku kenal dengan seseorang bernama Muhadib atau Pak Hadi.

Dari perkenalan itu, pelaku mengaku kenal dengan orang kementerian dan memanfaatkan Muhadib untuk menjaring korban.

“Ada satu nama Pak Hadi, dia orang yang berhubungan langsung dengan tersangka. Kenal Pak Hadi pada tahun 2014 karena ada bisnis burung. Pak Hadi ini yang bersentuhan dengan korban-korban,” ungkapnya.

Total korban sekitar 20 orang dari sejumlah daerah. Rata-rata, korban dimintai uang sebesar Rp 10 juta hingga Rp 30 juta.

“Bervariasi antara Rp 10 sampai Rp 30 juta dan dijanjikan akan jadi PNS,” ungkapnya.

Karena janji pelaku tak kunjung terealisasi, korban meminta pertanggungjawaban kepada Pak Hadi.

Baca juga: Korban Penipuan CPNS Diminta Lapor Polisi

 

Sedangkan Pak Hadi meminta pelaku untuk mengembalikan uang korban yang sudah terlanjur diberikan.

Karena tidak kunjung dikembalikan, Pak Hadi dan sejumlah korban lantas melaporkan kasus itu kepada Polres Batu. Kedua pelaku lantas ditangkap pada pertengahan Agustus lalu.

Atas perbuatannya, kedua pelaku dijerat Pasal 378 KUHP junto 55 ayat 1 KUHP junto 64 ayat 1 KUHP dengan ancaman hukuman kurungan penjara paling lama 4 tahun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com