KOMPAS.com - Benny Wenda tokoh separatis Papua Barat dituding sebagai dalang kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat beberapa minggu terakhir.
Tudingan tesebut diucapkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Senin (2/9/2019).
"Ya jelas toh. Jelas Benny Wenda itu. Dia mobilisasi diplomatik, mobilisasi informasi yang missed, yang enggak benar. Itu yang dia lakukan di Australia, di Inggris," ujar Moeldoko.
Baca juga: Wiranto: Benny Wenda Bagian dari Konspirasi Kerusuhan Papua
Dilansir dari Kompas.com, Benny Wenda lahir di Papua dan kini tinggal di Oxford, Inggris.
Pria kelahiran 17 Agustus 1974 tersebut menentang Papua Barat bergabung dengan Indonesia dan berusaha mewujudkan Papua Merdeka.
Pada Majalah Tempo, Benny Wenda mengaku telah mengeluarkan surat edaran yang berisi instruksi agar rakyat Papua tak mengikuti upacara kemerdekaan.
Namun terkait aksi demonstrasi yang disertai kerusuhan di Papua dan Papua Barat, Benny Wenda menyatakan bahwa hal itu sebagai spontanitas masyarakat di sana.
Saat ini Benny Wenda menempati posisi sekretaris jenderal (sekjen) Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka (DMMK)
Pada tahun 2002, dilansir dari BBC, Benny Wenda mendapatkan suaka.
Baca juga: Mengenal Benny Wenda, Tokoh Papua yang Dituding sebagai Dalang Kerusuhan
Benny juga dituding telah menghasut masyarakat Papua.
Penangkapan Benny Wenda tidak diterima oleh masyarakat Jayawijaya. Mereka menggalr demo di Kantor DPRD Papua meminta agar Benny Wenda dibebaskan.
Dilansir dari Harian Kompas, saat Benny Wenda ditangkap, polisi menyita tiga buah pipa ukuran 10 cm untuk membuat bom rakitan, satu busur dan 11 anak panah bermata kayu, delapan buah panah bermata besi, sejumlah peralatan kantor seperti stempel, bantal stempel, buku dan buletin.
Baca juga: Penetapan Tersangka Veronica Koman dan Tuduhan Terhadap Benny Wenda Dinilai Tak Tepat
Selain itu, polisi juga menemukan sejumlah dokumen mengenai perjuangan OPM dan Surat Keputusan Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka serta dokumen lainnya.
Benny Wenda memiliki dokomen-dokumen tersebut sebagai bagian dari jaringan kerja sama dengan kelompok OPM