Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 3 Tahun di Cianjur Punya 2 Alat Kelamin

Kompas.com - 05/09/2019, 14:45 WIB
Firman Taufiqurrahman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com — Seorang bocah di Cianjur, Jawa Barat, berinisial AR (3) memiliki alat kelamin ganda sejak lahir.

AR akan menjalani operasi pemisahan, tetapi terkendala biaya karena penghasilan kedua orangtuanya pas-pasan.

Ditemui di rumahnya di Kampung Mareleng, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, AR tampak normal dan berperilaku seperti anak seusianya.

“Namun, sejak lahir dia punya kelainan di bagian organ vital,” kata ibunya, Ida Rosida, saat ditemui, Rabu (4/9/2019).

Dikatakan Ida, sejak lahir AR dinyatakan berjenis kelamin laki-laki. Namun, organ intim perempuan pada tubuhnya cenderung lebih berfungsi. 

”Pernah diperiksa, kata dokter anak saya buang air kecil melalui saluran vagina karena di penisnya tidak ada lubang kencing,” kata Ida.

Baca juga: Sekelumit Kisah Mulyadi, Penyemir Sepatu di Pasar Baru yang Bangkit dari Keterpurukannya

Dari hasil pemeriksaan itu, AR didiagnosis mengalami hipospadia atau memiliki kelainan pada lubang kencing yang tidak terletak di ujung kepala penis.

Selain itu, dia juga diagnosis mengalami kelainan undescended testis (UDT) atau suatu kondisi di mana penis tidak berada dalam kantong pelir.  

Kelainan ini biasanya terjadi pada bayi laki-laki dengan umur kehamilan yang kurang cukup.

”Memang lahirnya waktu usia kehamilan saya 38 minggu, biasanya kan (yang normal) 40 minggu,” ucapnya.

Pertengahan Agustus lalu, ia kembali membawa AR ke RS Hasan Sadikin Bandung untuk cek kromosom dengan biaya urunan dari saudara dan kerabatnya. 

Hasilnya, AR segera menjalani operasi untuk menentukan apakah ia seorang laki-laki atau perempuan. 

“Tapi untuk operasi biayanya besar karena katanya harus dilakukan tiga kali. Saya cuma jualan gorengan dan suami kerja serabutan. Bingungnya biaya dari mana,” katanya.

Padahal, tindakan operasi harus segera dilakukan untuk kejelasan jenis kelamin kendati Ida mengaku selama ini ia membesarkan anaknya itu dengan pola asuh laki-laki.

“Anak saya sekarang menagih terus kapan katanya dioperasi karena ia tidak ingin jadi perempuan. Ia selalu bilang ingin jadi laki-laki, ingin jadi cowok,” ucapnya.

Baca juga: Kisah Marta, “Ciblek Lawang Sewu” (BAGIAN I)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com