LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Pasca ambruknya sekolah Madrasah Ibtidaiyah Khaerul Fatihin Nahdatul Wathan (NW) Desa Pringgerate, Lombok Tengah, kini siswanya belajar tanpa bangku dan meja.
Para siswa harus belajar seadanya dengan beralaskan koran.
Kepala Madrasah Jalaluddin menyebutkan, robohnya bangunan sekolah membuat sejumlah meja dan bangku masih tertimbun reruntuhan dan belum dievakuasi.
"Kita belajar seadanya dulu menggunakan alas koran, karena bangku dan meja masih tertimpa reruntuhan," ungkap Jalaluddin saat dikonfirmasi, Kamis (5/9/2019).
Baca juga: Bangunan Sekolah Roboh di Lombok, Siswa Alami Trauma Akan Diliburkan
Jalaluddin menyampaikan, hingga kini bangunan sekolah yang roboh belum dievakuasi dan akan menunggu instruksi dari pihak kepolisian.
"Bangunan sekolah belum dievakusi, katanya kita harus menunggu instruksi dari kepolisian," ujar Jalal.
Hari kedua pasca robohnya bangunan sekolah, sebagian siswa telah berani masuk sekolah.
Namun, sebagian siswa yang masih terluka parah masih belum bisa masuk.
"Alhamdulillah sebagian besar siswa sudah berani masuk, hanya saja dua orang yang masih belum bisa, karena mengalami luka di bagian kepala dan kaki," ujar Jalal.
Sehari sebelumnya, pihak sekolah berupaya menghilangkan rasa kaget dan trauma yang dialami siswa yang korban ambruknya dua ruang kelas tersebut.
"Kami saat ini sedang fokus menangani anak- anak yang trauma akibat kejadian kemarin," ungkap Muhaimin salah satu guru di Madrasah.
Muhaimin menyebutkan, tidak ada proses belajar terhadap siswa yang menjadi korban, namun mereka tetap masuk dan hanya bermain-main untuk menghilangkan trauma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.