Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Histeris Hadapi Jarum Suntik Saat Imunisasi, Guru Pun Turun Tangan

Kompas.com - 04/09/2019, 20:07 WIB
Junaedi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Pemandangan unik terjadi di Madrasah Ibtidaiyah Ddi Kurrak di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Sejumlah siswa tampak menangis histeris karena takut disuntik vaksin campak

Para siswa langsung menangis histeris ketika petugas kesehatan datang. Para siswa ini takut dengan jarum suntik. 

Para guru langsung bertindak cepat, mereka seolah jadi psikolog yang menenangkan para siswanya. Ada pula guru yang mengajak siswanya bernyanyi agar tidak takut saat disuntik. 

Upaya ini berhasil, para siswa kemudian mulai tenang dan merasa berani saat mendapatkan giliran disuntik vaksin campak. 

Salah satu siswa bernama Ikhsan mengatakan, dia awalnya tegang saat akan disuntik. Sehingga dia berupaya berontak dan menolak disuntik. Tapi setelah ditenangkan oleh gurunya, barulah ia mau disuntik. 

“Tadi takut, tapi sudah disuntik. ternyata tidak sakit,” tutur Ikhsan, Selasa (4/9/2019). 

Baca juga: 2 Tahun, Angka Cakupan Imunisasi Campak-Rubella Nasional 87,33 Persen

Abdul Rahman, petugas kesehatan Puskesmas Tapango, Polewali Mandar, mengatakan bahwa pada Selasa ini semua petugas kesehatan melakukan imunasi campak nasional dan memberikan imunisasi campak ke semua sekolah. 

“Kendalanya memang perlu waktu membujuk anak-anak agar tidak takut dan berani divaksin,” tutur Abdul Rahman. 

Salah satu orangtua siswa yang enggan disebutkan namanya mengatakan, seharusnya pihak sekolah memberikan penyuluhan terlebih dahulu sebelum petugas kesehatan datang. Sehingga anak-anak bisa tenang saat divaksinasi. 

Hal ini penting agar para siswa tidak perlu menghadapi imunisasi campak dengan ketakutan yang berlebihan dengan jarum suntik.

"Alasannya, siswa yang mendapat pendampingan guru bisa menjadi berani dan tidak stres dan ketakutan menghadapi jarum suntik saat giliran mereka diimunisasi petugas kesehatan," katanya.

Baca juga: 2 Tahun, Angka Cakupan Imunisasi Campak-Rubella Nasional 87,33 Persen

 

Target Indonesia bebas campak

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, rata-rata cakupan imunisasi campak rubella di seluruh Indonesia mencapai 87,33 persen. Hasil itu terpantau melalui hasil kampanye imunisasi yang dilakukan tahun 2017 di Pulau Jawa dan 2018 di luar Pulau Jawa.

Anung Sugihartono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan mengatakan, cakupan imunisasi campak rubella di Pulau Jawa pada 2017 mencapai 100 persen, sementara di luar Pulau Jawa 72,70 persen.

"Di luar Jawa yang di atas 95 persen itu ada 256 kabupaten kota, 71 kabupaten kota di bawah 50 persen. Yang paling rendah adalah Provinsi Aceh sampai sekarang," kata Anung di Jakarta, Senin (7/1/2019), seperti dilansir Antara.

Dia menyebut rata-rata capaian imunisasi di seluruh Indonesia tersebut masih akan bergerak dinamis.

Saat ini, kata Anung, laporan cakupan dari berbagai daerah terus masuk ke Kementerian Kesehatan.

Anung menyatakan, capaian lebih 87 persen selama dua tahun diapresiasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Namun demikian, sebetulnya target yang dicanangkan adalah 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com