MAGETAN, KOMPAS.com - Sukarni terlihat bergegas menenteng jeriken dan ember ketika mobil tangki air milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Magetan datang dan mulai mendistribusikan bantuan air bersih.
Dengan gayung bersama warga lainnya dia seakan berlomba mengisi jeriken yang sudah disiapkan. Hari ini 8 mobil tangki disiapkan oleh BPBD untuk membantu kebutuhan warga Desa Kuwon.
“Kalau tidak ada bantuan air bersih kami ya tidak mandi, sapi milik kami ya tidak minum. Ini untuk minum sapi dulu,” ujarnya Rabu (4/9/2019).
Baca juga: Cerita Pembagian Air Bersih, sampai Malam hingga Warga Bawa Golok karena Tak Kebagian
Sukarni mengaku, setiap tahun desanya mengalami krisis air bersih karena sumur yang menjadi sumber pemenuhan air warga turut kering.
Sulitnya mendapatkan air membuat dia dan warga juga memanfaatkan bantuan air bersih untuk minuman ternak mereka.
“Kalau nyari air yang jauh, makanya air ini juga untuk minum sapi, juga buat persediaan air minum dan masak," kata Sukarni.
Anggota DPRD Kabupaten Magetan Sujatno yang turun langsung memberikan bantuan air bersih mengatakan, pemerintah daerah harusnya memiliki solusi yang bisa menyelesaikan permalasahan krisis air warga Desa Kuwon setiap musim kemarau datang.
Selain pemasangan instalasi PDAM yang masih dalam pengerjaan, pemerintah daerah seharunya membangun sumur bor untuk mencukupi kebutuhan lebih dari 2.000 jiwa warga Desa Kuwon.
“Seharusnya dibangun satu sumur dalam untuk mengatasi krisis air di Desa Kuwon karena setiap tahun mereka mengalami krisis air setiap musim kemarau datang,” katanya.
Baca juga: Pasutri Lansia Bersyukur Air Bersih Tiba-tiba Muncul di Lahan Gersang Miliknya
Sementara Kasie Kedaruratan BPBD Kabupaten Magetan Feri Yoga Saputra mengatakan, musim kemarau yang diperkirakan lebih panjang hingga bulan November mendatang membuat jumlah desa yang mengalami kering kritis air bersih.
Setiap hari, BPBD Magetan melakukan upaya droping ke 5 desa yang mengalami kering kritis sebanyak 8 truk tangki air.
“Setiap hari kita droping air, karena di wilayah tersebut ini memang kering kritis. Jadi potensi airnya sama sekali tidak ada,” ujarnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.