Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Risiko Kecelakaan, Penderes Nira di Desa Ini Modifikasi Alat Panjat Tebing

Kompas.com - 04/09/2019, 08:14 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Risiko kecelakaan kerja masih menghantui para penderes nira di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Dalam setahun rata-rata terdapat 165 kasus, di mana separuhnya meninggal dunia dan sisanya cacat.

Berbagai cara telah dilakukan untuk menekan kasus penderes yang jatuh dari pohon kelapa. Namun, hingga kini kasus kecelakaan kerja masih terus terjadi.

Untuk mengurangi risiko kecelakaan, puluhan penderes di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang tergabung dalam kelompok Cikalmas kini menggunakan alat pengaman.

Baca juga: Hilang Semalaman, Seorang Penyadap Nira Tewas di Bawah Pohon Kelapa

Alat pengaman tersebut merupakan hasil modifikasi dari alat yang biasa digunakan untuk panjat tebing.

Alat panjat tebing dimodifikasi menyesuaikan kebutuhan penderes dan ditambah pengait yang melingkar di pohon kelapa.

Salah satu penderes, Ruswanto (41) mengaku, telah menggunakan alat tersebut sejak tiga bulan lalu.

Alat yang digunakan merupakan bantuan dari Pemkab Banyumas dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto.

"Lumayan enak alatnya, cuma ada kendala pada bongkar pasang pengait ke pohon ketika mau naik dan turun. Misal, biasanya butuh waktu satu jam untuk menyadap nira di beberapa pohon, sekarang butuh waktu 1 jam 30 menit," kata Ruswanto, belum lama ini.

Hal senada disampaikan penderes lainnya Khabib (32). Khabib sangat tertarik menggunakan alat tersebut karena beberapa kali nyaris mengalami kecelakaan kerja yang cukup fatal ketika menyadap nira.

"Kalau musim hujan susah sekali, karena pohonnya jadi licin, sering mau jatuh. Dulu pernah terpeleset hingga hampir jatuh, sampai bagian dada luka-luka," ujar Khabib, yang setiap hari menyadap nira sekitar 80 pohon kelapa.

Ketua Cikalmas Arbi Anugrah mengatakan, tidak mudah untuk memberikan pemahaman kepada penderes agar bersedia menggunakan alat pengaman. Pihaknya harus memberikan edukasi secara bertahap.

"Sekarang ada puluhan penderes yang menggunakan alat ini. Dulu waktu pembagian tahap pertama, kami melakukan pendekatan kepada istri penderes agar memberikan pemahaman kepada suaminya supaya menggunakan alat pengaman," kata Arbi.

Baca juga: Mau Apa Setelah Tak Lagi Bisa Menyadap Nira?

Saat ini, lanjut Arbi, sedikit demi sedikit para penderes telah memiliki kesadaran untuk meningkatkan keselamatan. 

"Dulu setiap hari harus dikasih tahu agar pakai alat itu, sekarang sudah banyak yang pakai. Saking amannya alat tersebut waktu itu malah pernah ada penderes yang tidur di atas pohon pakai alat itu, karena kecapekan. Warga sempat geger dikira mau bunuh diri, karena posisinya menggelantung," ujar Arbi.

Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, kelompok tersebut merupakan percontohan penggunaan alat pengaman. Apabila sukses, akan diterapkan kepada seluruh penderes di Banyumas.

"Penderes yang pakai alat ini nanti akan saya undang ke pendopo untuk evaluasi. Kalau Percontohan ini sukses, nanti saya punya program untuk semua penderes, sehingga tidak ada lagi penderes yang jatuh," kata Husein.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com