Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wilayah Hutan dan Lahan di NTT Paling Luas Terbakar Menurut BNPB, Ini Kata Gubernur Viktor

Kompas.com - 03/09/2019, 22:52 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mencatat luas lahan yang terbakar terbanyak di Indonesia, berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, membenarkan soal banyaknya lahan di wilayahnya yang terbakar.

Menurut Viktor, wilayah NTT berbeda dengan provinsi lainnya di Indonesia.

Kebakaran hutan di NTT kata Viktor, tidak terlepas dari budaya masyarakat setempat yang kerap membakar lahan hingga hutan.

"Ya, kita beda dengan tempat lain. Kita punya budaya bakar. Selain itu, kekeringan yang terjadi luar saat ini di NTT sangat ekstrem,"ujar Viktor, saat diwawancarai Kompas.com di Kantor DPRD NTT, Selasa (3/9/2019).

Baca juga: Angin Kencang Landa NTT hingga 1 September, Warga Diimbau Hati-hati soal Ini

Budaya masyarakat

Masyarakat di NTT lanjut Viktor, menganggap kalau lahan dibakar, maka tanaman akan tumbuh lebih subur dan cocok untuk ternak.

"Karena itu kita harus merubah budaya dan pengawasan terus menerus dilakukan,"kata Viktor.

Terkait dengan kondisi itu, Viktor pun telah memberikan surat kepada para bupati di NTT, untuk segera melakukan pengawasan berkaitan dengan kondisi kebakaran yang terjadi.

"Fokus kita itu bagaimana merubah budayanya,"kata Viktor.

Sebelumnya diberitakan, musim kemarau panjang yang melanda Indonesia tahun ini mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan sepanjang Januari hingga Agustus 2019, luas hutan dan lahan terbakar mencapai 135.749 hektar.

Baca juga: Sekelompok Gajah Keluar dari Habitatnya akibat Karhutla

Karhutla Riau

BNPB mengatakan luas hutan dan lahan terbakar terbanyak di Indonesia dalam kurun tersebut adalah Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni mencapai 71.712 hektar.

Dalam jumpa pers di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Jumat (30/8), Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) Agus Wibowo menjelaskan, luas hutan dan lahan terbakar terbanyak setelah Nusa Tenggara Timur adalah Riau (30.065 hektar) dan Kepulauan Riau (4.079 hektar).

"Kalimantan Timur itu nomor dua se-Kalimantan, bukan nomor dua se-Indonesia. Kalimantan Timur itu 4.430, Kalimantan Selatan 4.670, Kalimantan Tengah 3.000, Kalimantan Barat 3.000 juga. Paling rendah Bengkulu, 2 hektar," kata Agus.

Baca juga: Karhutla Riau Terus Meluas, Lahan Terbakar Mencapai 3.517 Hektar

Bencana alam

Terkait bencana alam, Agus mengungkapkan sepanjang Januari sampai 30 Agustus 2019 terjadi 2.524 kejadian yang mengakibatkan 429 orang meninggal dan hilang, 1.640 orang luka, 3.464.347 orang mengungsi, dan 37.906 rumah rusak.

Dari jumlah tersebut, bencana paling banyak adalah puting beliung (816 kejadian), disusul banjir (647 kejadian), tanah longsor (614 kejadian), kebakaran hutan dan lahan (345 kejadian), kekeringan (60 kejadian), gempa (23 kejadian), gelombang pasang dan abrasi (12 kejadian), letusan gunung api (7 kejadian).

Sedangkan tahun lalu terjadi 2.352 kejadian bencana yang mengakibatkan 760 orang meninggal dan hilang, 2.423 orang cedera, 9.450.130 orang mengungsi, dan 247.143 rumah rusak.

Baca juga: Ustaz Abdul Somad Dilaporkan ke Polda NTT dan Polda Metro Jaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com