Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegiat Lingkungan Jepang Sebut Hutan di Indonesia Banyak yang Rusak

Kompas.com - 03/09/2019, 22:33 WIB
Idon Tanjung,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Great Forest Wall Project,  Makoto Nikkawa menyebut bahwa hutan di Indonesia banyak yang rusak.

Menurut pegiat lingkungan asal Jepang ini, salah satu faktornya adalah akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Hal itu ia ungkapkan Makoto pada Kompas.com pada acara penanaman 10.000 bibit pohon bersama perusahaan Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, International Tropical Timber Organization (ITTO), Belantara Foundation di kawasan hutan konservasi Giam Siak Kecil di Desa Teluk Rimba, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Riau, Selasa (3/9/2019).

"Hutan Indonesia kalau dilihat sepintas semuanya hijau kelihatan banyak sekali. Tetapi kalau masuk ke dalam, kelihatan banyak yang rusak dan perlu diperbaiki lebih bagus lagi," ungkap Makoto.

Baca juga: Sekelompok Gajah Keluar dari Habitatnya akibat Karhutla

Dia mengatakan, kerusakan hutan kebanyakan terjadi akibat karhutla. Makoto mencontohkan, seperti kebakaran yang terjadi di hutan Amazon saat ini sangat parah, yang menjadi perhatian banyak orang.

"Kebakaran ini munculnya karena buka lahan dengan cara dibakar," kata Makoto.

Begitu juga dengan kebakaran hutan dan lahan, yang saat ini masih terjadi di wilayah Riau.

Makoto menuturkan, jika hutan dikelola dari segi ekonomi saja, maka akan terjadi kerusakan terhadap hutan. Untuk itu, harus ada keseimbangan.

"Harus selalu ada keseimbangan antara ekonomi, sosial dan lingkungan. Tiga hal ini harus betul-betul dijaga keseimbangannya," ujar Makoto.

Oleh karena itu, kata dia, penanaman pohon sangatlah penting untuk menjaga kelestarian hutan.

"Kalau dilihat dari Indonesia ada program tanam satu miliar, kalau tidak salah. Jika dihitung rata saja, penduduk Indonesia kan ada sekitar 260 juta jiwa dengan usia berbeda-beda. Katakan saja satu orang tanam 10 pohon, itu sudah mencapai target," sebut pria berusia 69 tahun ini.

Baca juga: Karhutla di Kalsel Meluas, Bangunan Sekolah Ikut Terbakar

Untuk itu, dia berharap dengan adanya program penanaman pohon tahunan di konservasi Giam Siak Kecil di Kabupaten Siak ini, ke depannya kawasan hutan lebih terjaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com