Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Tragedi Kecelakaan Tol Purbaleunyi, Telepon Terakhir Sopir Dump Truck

Kompas.com - 03/09/2019, 19:02 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Cerita detik-detik kecelakaan maut di KM 91 Tol Purbaleunyi, Purwakarta, Jawa Barat, mulai terungkap dari para korban selamat dan saksi mata.

Salah satunya Subana, rekan dari sopir dump truk yang terguling dan diduga menyebabkan kecelakaan beruntun 20 kendaraan.

Subana mengaku dirinya sempat menerima telepon dari rekannya itu sempat memberitahu jika rem yang dikendarainya blong.

Sementara itu, polisi masih mendalami penyebab kecelakaan beruntun 20 kendaraan dan menewaskan 8 orang. Untuk sementara, polisi masih belum menetapkan satupun tersangka dalam kasus tersebut.

Berikut ini fakta lengkapnya:

"Mas, rem saya blong..."

Petugas Traffic Accident Analysis (TAA) Polda Jabar melakukan olah TKP kecelakaan beruntun di KM 91 Tol Cipularang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (3/9/2019). Olah TKP tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan dan menyebabkan 8 orang tewas pada Senin kemarin.ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI Petugas Traffic Accident Analysis (TAA) Polda Jabar melakukan olah TKP kecelakaan beruntun di KM 91 Tol Cipularang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (3/9/2019). Olah TKP tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan dan menyebabkan 8 orang tewas pada Senin kemarin.

Saat itu Subana tengah berkendara mengangkut tanah berpasir melintas Tol Purbaleunyi.

Beberapa saat kemudian, dari belakang temannya yang mengendarai dump truck menyalipnya.

"Terus sekitar tiga menit dia ngebel (telepon) saya. Mas Bana, rem saya blong," kata Subana menirukan perkataan temannya kepada wartawan di RS MH Thamrin, Purwakarta.

Waktu itu Subana hanya bisa meminta temannya itu untuk berdoa agar truk yang dikendarainya bisa berhenti.

"Teman saya ambil kanan terus karena di lajur kiri banyak truk yang berjalan lambat. Sementara di lajur kanan banyak kendaraaan yang melaju dengan cepat," katanya.

Khawatir akan kondisi temannya, Subana pun segera tancap gas dan mencoba menyusul rekannya.

Namun, sesampainya di lokasi kecelakaan, dirinya sudah melihat banyak banyak kendaraan terguling dan begitu juga truk milik temannya.

Subana sendiri pun juga turut mengalami kecelakaan karena tak sempat mengerem.

Baca juga: Cerita Sopir Dump Truck Sesaat Sebelum Kecelakaan Tol Purbaleunyi: Mas, Rem Saya Blong...

Polisi sulit identifikasi empat korban terbakar

Sebanyak 20 kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di tol Purbaleunyi, Senin (2/9/2019).Handout Sebanyak 20 kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di tol Purbaleunyi, Senin (2/9/2019).

Polisi mengakui kesulitan untuk mengidentifikasi empat korban meninggal dalam kecelakaan beruntun yang terjadi di Tol Purbaleunyi, Senin siang tadi. Pasalnya, kondisi jenazah yang telah terbakar.

"Empat lainnya perlu diidentifikasi lebih lanjut mengingat kondisinya terbakar sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan identifikasi biasa seperti halnya pengambilan sidik jari," kata Kapolres Purwakarta, AKBP Matrius yang dihubungi, Senin malam.

Namun demikian, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jabar dan Polres Purwakarta telah mengambil sampel Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) korban untuk dibawa ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, dengan harapan dapat mengungkap identifikasi korban.

"Nantinya akan dibandingkan dengan (DNA) keluarganya sehingga bisa diketahui identitas masing-masing," pungkasnya.

Seperti diketahui, sebelumnya sudah ada empat korban meninggal yang sudah berhasil teridentifikasi.

Baca juga: Polisi Identifikasi DNA Korban Terbakar Tabrakan Beruntun di Tol Purbaleunyi

Polisi belum tentukan tersangka

Polisi tengah melakukan olah TKP kecelakaan beruntun di ruas tol Purbaleunyi, Selasa (3/9/2019).KOMPAS.COM/FARIDA Polisi tengah melakukan olah TKP kecelakaan beruntun di ruas tol Purbaleunyi, Selasa (3/9/2019).

Penyelidikan polisi terus dilakukan untuk mendalami penyebab kecelakaan beruntun tol Purbaleunyi, Selasa (3/9/2019).

Sejumlah keterangan dari saksi, hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan alat bukti lain terus dipelajari. Namun, hingga saat ini belum ada satu orang dijadikan tersangka.

"Keterangan saksi-saksi, hasil olah TKP tadi dan bukti lain akan memperkuat penyelidikan, dan kita akan menemukan siapa yang jadi tersangka," kata Matrius, Selasa (3/9/2019).

Baca juga: Polisi Kantongi Calon Tersangka Kecelakaan Maut di Tol Cipularang

Ungkap kronologi, polisi gunakan 3D Lasser Scanner

Petugas Traffic Accident Analysis (TAA) Polda Jabar membawa  alat 3D Scanner saat melakukan olah TKP kecelakaan beruntun di KM 91 Tol Cipularang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (3/9/2019). Olah TKP tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan dan menyebabkan 8 orang tewas pada Senin kemarin.ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI Petugas Traffic Accident Analysis (TAA) Polda Jabar membawa alat 3D Scanner saat melakukan olah TKP kecelakaan beruntun di KM 91 Tol Cipularang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (3/9/2019). Olah TKP tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan dan menyebabkan 8 orang tewas pada Senin kemarin.

Untuk melakukan rekonstruksi kecelakaan, Korlantas Polri bersama Polda Jabar memasang alat 3D lasser scanner.

Menurut Kompol Deni Setiawan dari Tim Traffic Accident Analysis (TAA) Korlantas Polri mengungkapkan, pihaknya membuat penanda dari kilometer 91.600 ruas Tol Purbaleunyi arah menuju Jakarta dengan jarak 20 meter dari masing-masing tanda.

"Tanda itu untuk meletakkan alat 3D lasser scanner, alat itu akan merekam TKP dengan riil. Kemudian, hasilnya akan direkonstruksi menggunakanan software physic rest," kata Deni.

Baca juga: Olah TKP Kecelakaan di Tol Purbaleunyi, Polisi Pasang Alat 3D Lasser Scanner

Sumber: KOMPAS.com (Farida Farhan, Agie Permadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com