Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi Disdik untuk Siswa yang Belajar di Bawah Tenda Sobek di Bogor

Kompas.com - 03/09/2019, 17:36 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Bogor (Pemkab), Jawa Barat, akan terus membina dan mendorong sejumlah sekolah terbuka supaya membentuk yayasan menjadi sekolah swasta.

Hal itu menyusul setelah adanya puluhan siswa SMP terbuka 1 Cijeruk atau SMP TB 911 yang terpaksa belajar di tenda beratapkan terpal sobek di halaman rumah milik guru pamong di Desa Palasari, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Jawa Barat.

Tak hanya itu, guru pamong di sekolah tersebut juga harus berjuang untuk bisa melanjutkan proses belajar mengajar. Tak sedikit uang yang dikeluarkannya habis hanya untuk memenuhi kebutuhan para muridnya.

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu siswa siswi SMP TB 911 agar dapat belajar lebih nyaman dan kondusif. Salurkan bantuan Anda melalui Kitabisa.com, dengan klik di sini untuk donasi.

Baca juga: 8 Tahun, Siswa Sebuah SMP di Bogor Belajar di Tenda Beratapkan Terpal Sobek

Menyikapi keadaan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor Entis Sutisna menjelaskan, perlu meninjau keberadaan SMP terbuka tersebut, dengan alasan karena tidak berfungsinya tempat kegiatan belajar (TKB) sehingga banyak guru pamong dan guru bina tidak tahu akan tugasnya.

"Sebenarnya salah persepsi (enggak tahu) saja yang melaporkan SMPT di Cijeruk itu, si pengelola (guru pamong) ingin ada perhatian khusus intinya itu saja. Kan perhatian khusus ada regulasinya ketika memberikan bantuan (infrastruktur pendidikan), karena ini muncul kita akan tinjau apakah masih layak ada atau tidak, kita akan kaji," katanya kepada Kompas.com, Selasa (3/9/2019).

Menurutnya, salah satu upaya mene­kan angka putus sekolah di Kabupaten Bogor adalah dengan me­ningkatkan aksesibilitas me­nuju sekolah.

Oleh karena itu Disdik Kabupaten Bogor menerapkan sekolah satu atap, kelas jauh, termasuk sekolah terbuka.

Ia mengakui, untuk sekolah terbuka ada kendala aspek legal bagi pengelola ketika mengajukan sesuatu yang berkaitan dengan bantuan fasilitas.

"Jangankan ke sana, ke lembaga yang formal saja kalau tidak ada payung hukumnya tidak boleh memberikan bantuan," ujarnya.

Dirikan yayasan

Alternatif yang paling memungkinkan, kata dia, adalah dengan membuat yayasan, lalu membentuk sekolah swasta jika kuota murid di SMP induknya penuh.

Untuk menunjang yayasan tersebut, lanjut dia, pemkab akan memberikan bantuan dan izin operasional kepada pengelola SMP terbuka tersebut.

"Nah, itu kan yang kita lihat si pengelola (Cucu) itu minta perhatian khusus sementara dia tidak dapat gaji, dilematis juga. Makanya saya dorong kalau ingin maksimal buatkan yayasan, lalu bisa juga membuat sekolah swasta. Nanti kalau dinegerikan, ibu Cucu hanya jadi penonton, enggak jadi apa-apa. Tapi ia bisa menjadikan yayasan saja," katanya.

"Nanti kita bantu anggarannya dan buat izin operasionalnya, segala macamnya dibantu sesuai dengan sekolah-sekolah yang lain, dapat BOS, dapat bantuan ruangan, dapat segala macam," sambung dia.

Seperti diketahui, pembentukan SMP terbuka 1 Cijeruk sebagai wujud keprihatinan seorang warga bernama Cucu Sumiati (39) terhadap anak-anak bermasalah yang putus sekolah sehingga tidak dapat mengikuti pendidikan SMP reguler atau setara SMPN.

Baca juga: Bangunan Sekolah Roboh di Lombok, Siswa Alami Trauma Akan Diliburkan

Melalui SMP terbuka itu, Cucu berharap anak-anak yang dia bantu dapat memperoleh layanan pendidikan yang sama dan menerima ijazah yang setara.

Artinya, lulusan SMP Terbuka 1 Cijeruk pun mempunyai hak dan kesempatan yang sama dengan lulusan SMP reguler.

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu siswa siswi SMP TB 911 agar dapat belajar lebih nyaman dan kondusif. Salurkan bantuan Anda melalui Kitabisa.com, dengan klik di sini untuk donasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com