MALANG, KOMPAS.com — Bagi anak Universitas Brawijaya (UB) Malang, Warung Lengko Sukirman adalah legenda.
Bertahan sejak tahun 1999, warung yang dikelola Sukirman ini sudah sangat lekat dengan kehidupan Kampus Biru.
Rasanya yang enak dengan harga yang terjangkau membuat warung itu selalu menjadi pilihan mahasiswa kampus ternama di Jawa Timur itu.
Baca juga: Jangan Ngaku Anak Universitas Brawijaya kalau Tak Kenal Warung Lengko yang Legendaris
Tak ayal, Warung Lengko dengan nasi lengko sebagai menu andalannya selalu diingat oleh alumni Universitas Brawijaya.
Muhammad Ziauddin Ulya, alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya, mengatakan, weci atau lauk berupa tepung goreng terasa cocok dengan bumbu kacang yang disajikan.
"Pertama karena tempatnya sangat dekat dengan kampus. Lalu lauk gorengan tepung, enggak ngerti apa nama lauknya yang serasi dengan bumbu kacangnya," katanya, Minggu (18/8/2019).
Zia mengatakan, cita rasa nasi lengko terkadang membuatnya kangen. Apalagi, menu khas Tegal itu disertai dengan potongan kerupuk.
"Semakin lengkap dengan remahan kerupuk yang gurih membuat rasa nasi lengko ini ngangenin. Ditambah lagi waktu itu harga nasi lengko ini cukup murah," ungkapnya.
Baca juga: Kantin Salman ITB, Saksi Sejarah Orang-orang Berpengaruh di Indonesia
dan Baca juga: Cerita Kantin Salman ITB, Andalan Mahasiswa Berkantong Tipis
Daviq Umar, alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, mengatakan, nasi lengko selalu menjadi pilihannya karena murah.
"Murah, enak, banyak porsinya," katanya.
Asyrofil Hidayah, mahasiswa Universitas Brawijaya asal Pemalang, Jawa Tengah, juga mengatakan, nasi lengko enak dan harganya terjangkau.
"Nasinya enak, harganya juga cocok untuk mahasiswa," katanya.
Baca juga: Cerita Tanggal Tua di Kantin Jatinangor, Sembunyikan Lauk hingga Lupa Bayar
dan Baca juga: Kanjat, Kantin Buruan Mahasiswa Unpad yang Ramah di Kantong
Asyrofil mengatakan, nasi lengko menjadi alternatif menu makanan di Kota Malang karena belum ada warung lain yang menghidangkan nasi lengko.
"Soalnya jarang di Malang ada makanan kayak gini. Beda aja dari makanan Malang pada umumnya," ungkapnya.
Sukirman, sang pemilik, mengaku tidak jarang menjumpai wajah-wajah lama mahasiswa Universitas Brawijaya tiba-tiba muncul di warungnya.
Mereka, para alumni Brawijaya yang datang ke Malang, lanjut dia, mengaku sengaja meluangkan waktu untuk merasakan kembali nasi lengko.
"Banyak yang kangen. Telepon sama teman-temannya, lengko masih ada enggak. Banyak yang masih cari," ungkapnya sambil tersenyum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.