Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Tragedi KM 91 Tol Purbaleunyi | Saat Legenda Bola Halau Perusuh

Kompas.com - 03/09/2019, 06:36 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita tentang kecelakaan maut di KM 91 Tol Purbaleunyi, Purwakarta, Jawa Barat, menjadi sorotan pembaca.

Sebanyak 21 kendaraan terlibat dalam kecelakaan beruntun itu dan 8 orang tewas.

Sementara itu, berita tentang seorang siswa SMP asal Palangkaraya bernama Eko, akhirnya terungkap.

Eko tewas ditusuk oleh ayah kandungnya, Mardi (45) sendiri, lantaran korban rebutan makanan dengan adik korban.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Kronologi lengkap kecelakaan di Tol Purbaleunyi

Sebanyak 20 kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di tol Purbaleunyi, Senin (2/9/2019).Handout Sebanyak 20 kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di tol Purbaleunyi, Senin (2/9/2019).

Kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan terjadi di kilometer 92 tol Purbaleunyi, Senin (2/9/2019) sekitar pukul 12.30 WIB.

Dirgakkum Korlantas Mabes Polri Brigjen Pol Pujiyono Dulrachman menjelaskan, kecelakaan beruntun tersebut bermula dari kecelakaan tunggal dump truck yang terbalik di kilometer 92.

Kemudian, saat ada empat kendaraan mengantre menunggu evakuasi dump truck yang terbalik, ada dump truck bermuatan tanah yang hilang kendali karena rem blong.

"Dump truck bermuatan tanah itu menabrak empat kendaraan yang tengah mengantre," kata Pujiyono.

Baca berita selengkapnya: Kronologi Lengkap Kecelakaan yang Tewaskan 8 Orang di Tol Purbaleunyi

2. Siswa SMP tewas di tangan ayah kandungnya

Kapolres Palangkaraya AKBP Timbul RK Siregar saat pengungkapan kasus tewasnya siswa SMP di Palangkaraya, Minggu (1/9/2019).KOMPAS.com/KURNIA TARIGAN Kapolres Palangkaraya AKBP Timbul RK Siregar saat pengungkapan kasus tewasnya siswa SMP di Palangkaraya, Minggu (1/9/2019).

Gara-gara rebutan jajanan dengan adiknya, Eko tewas ditusuk oleh ayah kandungnya, Mardi (45).

Sebelumnya, Mardi mengaku bahwa Eko tewas tertusuk pisau yang tak sengaja mengenai tubuhnya di lokasi Eko terjatuh.

“Berdasarkan hasil otopsi serta keterangan dari adik korban, akhirnya ayah korban mengakui semua perbuatannya telah menusuk korban hingga tewas,” kata Kapolres Palangkaraya, AKBP Timbul RK Siregar saat pengungkapan kasus di Mapolres Palangkaraya, Minggu (1/9/2019).

Baca berita selengkapnya: Siswa SMP yang Tewas di Halaman Rumah Ternyata Dibunuh Ayahnya

3. Saat sang legenda bola halau perusuh di Papua

Yafet Sibi, Legenda Persipura, sedang menceritakan saat-saat kerusuhan di Kota Jayapura terjadi pada 29 Agustus 2019, Minggu (1/9/2019)KOMPAS.com/Dhias Suwandi Yafet Sibi, Legenda Persipura, sedang menceritakan saat-saat kerusuhan di Kota Jayapura terjadi pada 29 Agustus 2019, Minggu (1/9/2019)

Yafet Sibi, legenda hidup Persipura yang aktif bermain pada era 70-an, menceritakan saat kejadian ia berdiri di Tugu Marthen Indey.

Jaraknya sekitar 50 meter dari SPBU Nagoya dan merupakan persimpangan menuju Jalan irian dan Jalan Koti.

Massa saat itu berada di beberapa ratus meter di depannya sudah melakukan perusakan dengan melempari setiap bangunan yang dilewati.

Ketika itu juga ia berpikir untuk melakukan sesuatu guna mengalihkan rute massa.

Caranya, ia menggunakan pakaian masyarakat pegunungan dan mengucapkan yel-yel yang biasa massa lontarkan.

"Dari tiga grup yang datang, saya sudah di Tugu Marthen Indey, saya pakai atribut masyarakat pegunungan untuk saya mengarahkan massa tidak boleh lewat sini (Jalan Irian). Jadi ketiga rombongan massa itu saya arahkan ke sana (Jalan Koti) semua," ujarnya, Minggu (1/9/2019).

Baca berita selengkapnya: Cerita Legenda Persipura dan Manajer Saat Halau Massa yang Hendak Bakar SPBU di Jayapura

4. Kantor Gubernur Papua dijarah saat kerusuhan

Suasana di salah satu ruangan Biro Humas dan Protokoler Papua yang juga menjadi sassaran penjarahan dan perusakan massa, Kota Jayapura, Senin (2/9/2019)KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI Suasana di salah satu ruangan Biro Humas dan Protokoler Papua yang juga menjadi sassaran penjarahan dan perusakan massa, Kota Jayapura, Senin (2/9/2019)

Kantor Gubernur Papua yang menjadi tujuan akhir para peserta aksi di Kota Jayapura, Papua, pada 29 Agustus lalu tidak luput dari aksi perusakan dan penjarahan.

Selain itu, Kantor KPU Papua yang berada satu kompleks di Kantor Gubernur Papua, hangus dibakar massa.

Untuk menghitung kerugian, para aparatur sipil negara diminta untuk melakukan inventarisasi.

"Kondisi kantor ada beberapa bagian yang menjadi dampak dari kejadian kemarin, ada beberapa dibongkar, tetapi semua sudah kita laporkan ke gubernur, wagub dan sekda. Beberapa (OPD) sudah mulai melakukan pembersihan," ujar Asisten II Sekda Papua Muhammad Musa'ad, di Jayapura, Senin (2/9/2019).

Baca berita selengkapnya: Saat Kerusuhan di Jayapura, Kantor Gubernur Papua Dijarah, Gedung KPU Dibakar

5. Kontroversi tanaman Kratom

Menurut data dari kantor berita AFP, di Kalimantan Barat saja ekspor tanaman kratom mencapai hingga 400 ton sebulan dengan nilai sekitar 10 juta Dolar AS. Kisaran harga global kratom saat ini sekitar 30 Dolar AS per kilogram. Petani kratom Gusti Prabu (gambar), mengekspor 10 ton tiap bulannya. dok dw.com Menurut data dari kantor berita AFP, di Kalimantan Barat saja ekspor tanaman kratom mencapai hingga 400 ton sebulan dengan nilai sekitar 10 juta Dolar AS. Kisaran harga global kratom saat ini sekitar 30 Dolar AS per kilogram. Petani kratom Gusti Prabu (gambar), mengekspor 10 ton tiap bulannya.

Tanaman Kratom secara tradisional sering digunakan sebagai tanaman obat di Kalimantan dan daratan Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Thailand, dan Myanmar.

Di Amerika, daun tanaman sejenis kopi ini sangat populer karena dipercaya dapat membantu mengurangi rasa sakit, membuat rileks dan membantu pecandu opium untuk berhenti.

Sayangnya, legalitas kratom saat ini sedang menjadi polemik di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Badan Narkotika Nasional sedang memroses kratom menjadi obat-obatan Golongan I. Lalu, apakah kratom tanaman obat atau obat terlarang?

Baca berita selengkapnya: Kontroversi Kratom, Tanaman Obat Asal Kalimantan yang Akan Dilarang BNN

Sumber: KOMPAS.com (Rachmawati, Dhias Suwandi, Kurnia Tarigan, Farida Farhan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com