Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Usulkan Jawa Barat Digabung dengan Jakarta

Kompas.com - 02/09/2019, 15:22 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Tokoh masyarakat Jawa Barat yang juga ketua DPD Golkar Jabar, Dedi Mulyadi mengusulkan agar Jawa Barat digabung dengan Jakarta, menjadi Jabar Raya.

Sebab, kata Dedi, pada zaman dulu, Jakarta itu masuk ke wilayah kerajaan Pajajaran. Jakarta itu menjadi bagian penting pusat ekonomi kerjaan Pajajaran.

Menurutnya, pusat perdagangan Kerajaan Pajajaran itu berada di Sunda Kelapa yang kini menjadi Jakarta.

"Bukti otentiknya ada di prasasti perjanjian raja Pajajaran Prabu Siliwangi dan Portugis yang ada di museum Jakarta," kata Dedi kepada Kompas.com, Senin (2/9/2019).

Baca juga: Di Sukabumi, Ridwan Kamil Kembali Luruskan Isu Pemindahan Ibu Kota Jabar

Dedi mengatakan, selain itu, kultur Jakarta juga menjadi bagian dari Jawa Barat. Hampir sebagian warga Jawa Barat juga banyak bekerja di Jakarta.

Alasan lainnya penggabungan Jakarta dengan Jawa Barat adalah untuk mengakomodasi keinginan masyarakat Bekasi dan Depok untuk bergabung dengan Jakarta.

"Jadi untuk mengakomodir keinginan itu, sudah saja Jakarta digabung dengan Jawa Barat. Atau Jawa barat digabung dengan Jakarta, ya sama saja," kata mantan bupati Purwakarta dua periode ini.

Ketika Jakarta digabung dengan Jawa Barat, lanjut Dedi, maka tidak akan sulit untuk membangun infrastruktur pemerintah.

Sebab nanti akan banyak kantor-kantor pemerintah yang kosong karena ditinggalkan pegawainya yang pindah ke ibu kota baru di Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Bangunan-bangunan itu nanti bisa dimanfaatkan sebagai kantor-kantor pemerintah Jabar Raya jika gagasan itu terjadi.

"Sehingga tak perlu keluarkan uang banyak untuk fasilitas pemerintah. Kan banyak yang kosong. Misalnya gedung DPR RI di Senayan bisa dipakai untuk anggota DPRD Jabar Raya," kata Dedi.

Bahkan, kata dia, jika Jawa Barat-Jakarta digabung, maka jumlah anggota DPRD provinsi pun bisa bertambah, dari sebelumnya 120 orang, menjadi 200 orang. Sebab, nanti juga akan ada penambahan perwakilan rakyat dari Jakarta.

Dedi mengatakan, usulan tersebut bukan hanya wacana. Dia berencana memperjuangkan usulan penggabungan Jabar-Jakarta itu jika nanti sudah dilantik menjadi anggota DPR RI.

"Sebab, penggabungan dua provinsi itu, pelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi efektif," katanya.

Menurutnya, penggabungan Jawa barat-Jakarta, adalah didasarkan pada kebutuhan, bukan keinginan. Yakni kebutuhan untuk melayani masyarakat lebih efektif.

Saat ditanya bukankah saat ini pemerintah sedang gencar melakukan pemekaran wilayah demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Dedi mengatakan kebijakan itu hanya cocok untuk tingkat kabupaten/kota dan desa atau kelurahan.

Dia berkata, pemerintah provinsi itu hanya bersifat administratif. Sementara pusat pelayanan publik itu berada di kabupaten/kota serta desa/kelurahan.

Misalnya, Dinas Kesehatan Provinsi tidak langsung memberi pelayanan kepada masyarakat, hanya monitoring dan evaluasi. Pelayanan langsung tetap dipusatkan di kota dan kabupaten.

"Jadi pemekaran itu hanya cocok untuk kabupaten saja. Tidak provinsi ataupun kota," katanya.

Terkoneksi

Terkait akses transportasi, Dedi mengatakan saat ini Jawa Barat dan Jakarta terintegrasi dan terkoneksi.

Menurutnya, jarak tempuh perjalanan dari daerah-daerah di jawa Barat ke Jakarta kini tidak akan lama lagi. Sebab, kini sudah ada dan akan dibangun lagi akses transportasi yang menjadikan Jawa Barat dan Jakarta itu lebih dekat.

Baca juga: Fakta Baru Wacana Pemindahan Ibu Kota Jabar, Hanya Usulkan Tegalluar hingga Komisi IV Menolak

Misalnya, tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Cigatas) yang memperpendek jarak priangan Timur dengan Bandung dan Jakarta. Belum lagi kereta cepat, tol layang dan lainnya yang menjadikan Jawa Barat dan Jakarta tidak akan jauh lagi.

"Jadi dengan akses transportasi yang terintegrasi itu, maka Jakarta dan Jawa barat kian dekat. Dengan demikian penggabungan kedua wilayah itu menjadi Jabar Raya akan sangat memungkinkan," kata anggota DPR RI terpilih dari Golkar itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com