KOMPAS.com - Tanaman kratom (Mitragyna speciosa) dikenal sebagai daun ajaib asal Kalimantan yang menjadi komoditas ekspor besar dengan Amerika Serikat sebagai konsumen utamanya.
Sayangnya, kurangnya uji klinis membuat banyak pihak yang ragu akan manfaatnya.
Dilansir dari dw.com, tanaman kratom banyak ditemukan di daerah pedalaman Kalimantan, dan sudah dikonsumsi selama berabad-abad di Asia Tenggara dan Papua Nugini.
Tanaman yang berasal dari keluarga kopi ini memiliki efek stimulasi dan penghilang rasa sakit.
Selain itu, sebagian orang meyakini kratom sebagai daun ajaib untuk mengatasi berbagai hal mulai dari kecanduan opioid hingga gangguan kecemasan.
Baca juga: Kontroversi Kratom, Tanaman Obat Asal Kalimantan yang Akan Dilarang BNN
"Saya meminum kratom dan tidak pernah punya masalah. Setiap jenis memiliki manfaatnya sendiri, beberapa membantu orang untuk rileks, ada yang dapat mengobati insomnia atau mengobati kecanduan narkoba. Ada juga yang membantu meningkatkan stamina," kata petani kratom Faisal Perdana kepada kantor berita AFP.
Hal senada juga dijelaskan Gusti Prabu. Sebagai petani kratom, saat ini ia mampu mengekspor kratom hingga 10 ton per bulan.
"Nenek moyang kita menggunakan kratom dan tidak ada efek samping negatif. Ini dapat membantu menghilangkan kecanduan narkoba dan membantu orang melakukan detoksifikasi," jelasnya.
Saat ini, tanaman tersebut dijual dalam bentuk bubuk dan diekspor ke seluruh dunia.
Baca juga: Mengenal Kratom, dari Manfaat hingga Efek Konsumsinya...
Hal tersebut membuat kekhawatiran beberapa regulator kesehatan tentang keamanan konsumsi tanaman ini.
Kratom menstimulasi bagian reseptor otak seperti morfin, meskipun kratom menghasilkan efek yang jauh lebih ringan.
Dilansir situs lab Badan Narkotika Nasional (BNN), cara mengkonsumsi daun kratom biasanya dikunyah dalam bentuk segar ataupun dijadikan serbuk untuk diseduh menjadi teh.
Tanaman kratom pun semakin populer, namun literatur ilmiah tentang efek dan toksisitas kratom masih sangat langka.
Dalam dosis rendah, kratom dilaporkan memiliki efek stimulan (digunakan untuk memerangi kelelahan selama jam kerja yang panjang), sementara pada dosis tinggi dapat memiliki efek sedatif - narkotika.
Baca juga: Heboh Kayu Bajakah Dijual Bebas, Terbitkan Surat Edaran hingga Ada Jenis yang Beracun